Menu

Mode Gelap
Seorang Kakek di Langsa Lecehkan Sembilan Bocah Pekan Ini, Pagelaran Budaya Aceh Terpusat di Kota Langsa Proyek Jalan Alue Gadeng-Alue Punti di Kecamatan Birem Bayeun Mangkrak PPA Langsa Sosialisasi Penanganan KDRT Terdampar di Aceh, 230 Etnis Rohingya Butuh Tempat Penampungan

Opini · 16 Mei 2020 20:39 WIB ·

Anggota DPR Harus Tempatkan Masyarakat Sebagai Pihak yang Paling Penting


 Anggota DPR Harus Tempatkan Masyarakat Sebagai Pihak yang Paling Penting Perbesar

Sudah seharusnya DPR menjadi tempat yang gaduh dengan narasi, perdebatan serta argumen. Karena berbicara memang menjadi tugas pokok mereka sebagai anggota Parlemen yang harus manjalankan amanah rakyat yang ada di pundaknya.

Wakil rakyat tak boleh diam melempen menghadapi persoalan dan kebijakan yang tidak berpihak, bahkan merugikan rakyat.

Terlebih jika pengambilan kebijakan dilakukan oleh pemerintah secara semena- mena tanpa melalui mekanisme musyawarah dan mufakat dengan legislatif.

Boleh jadi pengambilan kebijakan oleh pemerintah daerah adalah bentuk balas budi politik dengan mesin partai ataupun kelompoknya saja. Disini dituntut peran besar dpr dalam melakukan fungsi kontrolnya.

Namum sebaiknya anggota dpr bisa menempatkan diri dalam bertutur kata saat menyampaikan penjelasan. Jangan kewenangan itu hanya dijalankan jikalau hak dan kaplingnya disembelih oleh eksekutif saja, namun mereka harus benar-nenar amanah dan jadi garda pembela paling di depan jika rakyat dizalimi oleh penguasa.

Kembali kepada khittah nya, ya..itulah narasi yang paling tepat untuk dilakukan oleh para wakil rakyat sat ini. Berjuang tanpa pamrih membela nasib rakyat dengan dan atau tanpa merengguk keuntungan pribadi sedikitpun, sebagaimana sumpah yang telah mereka ikrarkan saat mereka dilantik sebagai wakilnya para rakyat.

Mereka harus membedakan mana kepentingan rakyat dan hak mereka sendiri ketika ia berhadapan dengan semua pihak saat membahas kepentingan masyarakat sebagai pihak paling penting dalam kedudukannya sebagai wakil rakyat.

Cara berbicara dan merespon perbedaan pendapat harus lebih ramah terutama ketika yang ia hadapi adalah rakyat yang telah menempatkannya di ruang Capitol.

Bagaimanapun, argumen dan pendapat dewan itu harus disampaikan dengan seksama dan terukur agar bisa diterima secara substansial supaya tujuan tercapai dengan baik.

Menjalankan roda pemerintahan tidak sama seperti melakoni drama percintaan. Drama percintaan harus menghindari pertengkaran supaya langgeng mahligai rumah tangga.

Siapa bilang pertengkaran itu buruk dalam suatu pemerintahan ?
Kalian harus tetap BERTENGKAR. Normalnya begitulah rumah tangga pemerintahan. Karena rakyat bisa tidur nyenyak jika kalian bertengkar. Sayup- sayup terdengar isi perutmu, isi otakmu dan isi papanmu.

Justru rakyat wajib berjaga malam jika mereka harmonis serta seiya sekata.

Awas.! Check and balances tinggal sebatas kerongkongan nyawanya.
Jangankan teriak, bergumam pun kalian tak bisa.

Bagi rakyat fase damai perang kepentingan, ya kepentingan itu sendiri. Itu kodratnya, BERTENGKAR. itu dialektika.

Yang ada hanyalah yang mampu mebuktikan kebenaran di saat itu, meskipun belum tentu benar bagi sebuah kebenaran.

(Penulis adalah penggiat LSM dan pemerhati sosial)

Artikel ini telah dibaca 119 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Agusni AH : Demokrasi Sukses bersama Penyelenggara Pemilu yang Bebas dan Berkala

22 Desember 2023 - 11:06 WIB

Wakil Ketua KIP Aceh Agusni, AH

Mengenal Aceh dari Tiga Sagoe

15 Oktober 2023 - 12:00 WIB

Bermula dari Makkah, Perlawanan Suku Quraish dan Dilema Menjalankan Sistem Keuangan Syariah di Aceh

13 Mei 2023 - 11:22 WIB

Jaminan Akal-Akalan Penguasa Buruh Makin Resah

21 Februari 2022 - 08:06 WIB

Erupsi Korupsi di Masa Pandemi

9 Desember 2021 - 20:58 WIB

Kegiatan Usaha di Aceh Tumbuh Positif

1 November 2021 - 18:01 WIB

Foto : Kepala BI Aceh, Achris Sarwani.
Trending di Aceh