Wartanusa.id – Sukses menanam cabai merah berkualitas menjadikan Kelompok Tani (Poktan) Juli Tani di Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara banyak dikunjungi, baik untuk keperluan penelitian, bisnis, kerjasama dan belajar bertani.
Poktan Juli Tani bertempat di Dusun Jogja, Desa Sidodadi Ramunia. Penduduknya terkenal ramah tamah dan berbudaya, memiliki keunggulan dalam bidang pertanian, hamparan sawah tertata rapi saat melintasinya.
Bertani merupakan pekerjaan mayoritas warga sekitar, setidaknya 35% warganya menggantungkan hidup dari hasil bercocok tanam dengan berbagai jenis tanaman.
Untuk kesana, hanya membutuhkan waktu kurang lebih 50 menit menempuh perjalanan menggunakan kendaraan roda dua dari pusat Kota Medan.
Hasil tani Poktan Juli Tani merupakan produk unggulan cabai berkualitas yang sudah disuplai ke Aceh dan sebagian besar pasar di pulau Sumatera sampai Palembang.
Poktan Juli Tani Hasilkan Ratusan Ton Cabai Permusim dan Produksi Saos
Terbentuk pada tahun 1982, awalnya Poktan Juli Tani hanya 30 orang anggota yang bergerak di bidang tanaman pangan. Hingga saat ini Poktan Juli Tani sudah beranggotakan 105 orang ditambah pekerja tetap semuanya menjadi 250 orang.
Sebagian besar anggota keahliannya menanam cabai, terbukti dalam satu musim penjualan hasil cabai bisa mencapai Rp 1 Miliyar, dengan penerapan konsep pertanian organik (MA-11).
“Selain cabai merah fresh, Poktan Juli Tani juga membuat olahan produk hilir, kita juga kembangkan ternak unggas dan ruminansia, juga pengembangan varietas cabai merah dalam green house,” ujar Ketua Poktan Juli Tani, Yareli, ST kepada sejumlah wartawan, Sabtu (05/11/2022) saat dikunjungi wartawan mitra Bank Indonesia perwakilan Aceh.
Dalam perhari, kata Yareli, cabai yang disuplai ke daerah bisa mencapai 7 ton. Harganya bervariasi disesuaikan negoisasi dengan agen/pedagang.
Bagaimana tidak, dalam kurun waktu beberapa tahun belakangan ini produksi cabai merah Poktan Juli Tani meningkat dari 10 ton per hektare menjadi 21 ton per hektare.
Peningkatan hasil panen itu sejak tahun 2017 sampai sekarang, selama Poktan Juli Tani menjadi binaan Bank Indonesia (BI) Sumatera Utara.
Bayangkan, bila 20 ton dikali 40 hektare lahan yang dimiliki Poktan Juli Tani berarti permusim bisa mencapai 800 Ton. Bila dalam setahun ada 2 kali musim panen berarti hasil panennya mencapai 1.600 Ton cabai merah per tahun.
Dari keberhasilan itu, Poktan Juli Tani telah dilirik berbagai pihak untuk melakukan kerjasama terutama dengan BI, kini Poktan Juli Tani telah memiliki alat mesin pertanian (Alsintan) yang memadai untuk pengolahan tanaman, mulai dari pengolahan tanah, pembibitan, masa tanam, pemeliharaan, masa panen dan hasil panen. BI juga membuat training center dan mini lab untuk Poktan Juli Tani.
Apabila terjadi penurunan harga cabai merah, Poktan Juli Tani mensiasati dengan mengolah cabai merah menjadi sambal saos cabai, cabai bubuk, bon cabai, dan cabai merah untuk dipasarkan.
Produksi Pupuk Kompos dan Pakan Ternak
Untuk menghasilkan cabai unggulan, anggota kelompok berinovasi membuat pupuk organik, bekerja sama dengan indofood setiap tiga Kg sampah dapat ditukarkan dengan 1 bungkus Indomie. Program ini dikenal dengan sebutan Kasutri (Kasih Sampah Tukar Mie).
Kegiatan Kasutri sekaligus dukungan Poktan Juli Tani pada program kampung iklim (Proklim) di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.
Pembuatan pupuk kompos upaya mengantisipasi pembengkakan biaya produksi. Selain bahan baku dari sampah warga, Poktan Juli Tani mengembangkan usaha ternak ayam dari berbagai jenis yang terbilang sukses melalui unit usaha kelompok.
Ternak ayam kampung, ayam potong, ayam ras dan berbagai macam ayam lainnya dapat menghasilkan keuntungan mulai dari penjualan daging, telur, bahkan kotorannya bisa untuk dijadikan pupuk kompos. Sedangkan untuk pakan ayam, Poktan Juli Tani juga sudah bisa membuat pakan sendiri.
Namun produksi pupuk kompos dan pakan belum dipasarkan, karena hanya tercukupi untuk kebutuhan pertanian kelompok dengan harga yang sangat terjangkau.
Peran Pemerintah Desa
Kepala Desa Sidodadi, Kecamatan Beringin, Suparman mengaku sangat bangga dengan capaian petani menghasilkan ribuan ton hasil tani setiap tahunnya, khususnya Poktan Juli Tani.
“Alhamdulillah, warga disini sudah menjiwai pertanian, artinya tanam apa yang kita makan terus makan apa yang kita tanam, jadi ya gitu yang ditanam itu padi kan ya otomatis kita makan di sini yang ditanam cabe kan secara enggak langsung untuk kebutuhan pokok sehari-hari ataupun sayuran kan berarti cabai gitu, jangan kita nanam yang tidak kita makan,” kata Suparman.
Sejauh ini, sudah banyak stakeholder dan perusahaan yang membangun kerjasama dengan petani disini, bahkan Gubernur, Edy Rahmayadi pun sudah mengunjungi desa ini untuk mendukung petani memproduksi hasil taninya.
Selain Stakeholder, para mahasiswa dan pelajar juga banyak datang kesini, melakukan penelitian pertanian di Desa Sidodadi Ramunia. Ini semua dikarenakan pesatnya perkembangan pertanian, Desa Sidodadi Ramunia sudah banyak dikenal publik.
Masing-masing Poktan memiliki keunggulan pada fokus hasil tanamnya, Pemerintah Desa sendiri kerap mendukung kegiatan tani.
“Dalam hal irigasi perairan misalnya, kami lebih menitikberatkan musyawarah apabila ada kendala. Bila memang perlu swasdaya biaya dari kelompok, kami akan mengakomodir. Biasanya memang kalau dibutuhkan perbaikan serius pada sarana dan prasarana pertanian, masing-masing kelompok akan berpartisipasi untuk penanganannya,” imbuh Kades Sidodadi Ramunia ini.
Penutup
Demikian tulisan ini, semoga bermanfaat dan menjadi rujukan informasi. Lebih jelasnya dapat langsung mengunjungi Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang.
[Penulis : Mufti Ryansyah, Peserta Pelatihan Jurnalistik KPwBI Aceh]
