Gejala awal seseorang yang terinfeksi demam berdarah dengue (DBD) dan Virus Corona (COVID19) mirip. Hal ini ditandai dengan suhu tubuh yang naik. Orang yang bersangkutan akan merasakan demam. Walaupun punya gejala mirip, ada perbedaan tentunya antara DBD dengan Virus Corona. Lalu apa saja sih perbedaan demam berdarah dengan demam gejala COVID 19? Bagaimana cara mengetahuinya?
Perbedaan jelas dilihat dari riwayat perjalananya seperti, Untuk yang COVID-19, pastinya seseorang itu dilihat, apakah ada riwayat perjalanan ke daerah-daerah yang terinfeksi wabah, kontak dengan orang yang sudah pernah punya kasus positif Corona atau pernah kontak dengan orang yang punya perjalanan ke daerah wabah corona sedangkan demam berdarah biasanya dialami orang yang mempunyai riwayat perjalanan ke daerah endemik yang berpotensi terkena demam berdarah.
DBD dan COVID-19 juga penyebabnya sama-sama virus. Tetapi nih dilihat dari penyebaran atau penularannya kalau demam berdarah perlu nyamuk (Aedes aegypti) untuk perantaranya, sedangkan Corona bisa menular dari manusia ke manusia. Selanjutnya Daya Tahan Tubuh Kedua penyakit yang disebbakan oleh virus ini memang sama sama menyerang Imun tubuh. Jadi menjaga kekebalan tubub itu snagat penting yaa.
Kembali lagi DBD dan COVID-19 terjadi karena adanya infeksi virus. Gejalanya mirip, tapi ada perbedaan. Kalau demam berdarah pada umumnya demamnya tiga hari tidak turun-turun. Biasanya sampai hari ke 3 sampai 5. Tanda pasien merasa lebih baik karena keringat dinginnya keluar. Padahal, kondisi itu masuk masa-masa syok (masa kritis).Ini juga yang menyebabkan banyak orang salah faham karena pada kasus deam berdarah turunnya demam bukan pertanda akan sembuh tapi jusru malah sedang masa-masa kritis.
Kedua penyakit ini emmang erat dengan infeksi virus dan sangat bergantung pada daya tahan tubuh. Itulah mengapa ada orang yang terinfeksi virus dengue pada tahap ringan dan DBD-nya masih dalam demam biasa. Tapi ada juga yang kena infeksi dengue langsung dalam tahap berat dan mengalami demam yang sangat tinggi. Jangan lupa semua itu kembali lagi kepada daya tahan tubuh masing-masing. Pada COVID-19, seseorang bisa tidak terjangkit COVID-19 karena kekebalan tubuh kuat. Begitu juga dengan demam berdarah ketika seseorang memiliki daya tahan tubuh kuat maka tidak akan mudah tertular.
Fakta yang tidak bisa kita pungkiri DBD dan COVID-19 sampai saat ini tidak ada obatnya. Vaksin COVID-19 sedang dibuat dan diteliti para ahli dunia. Negara-negara di dunia, seperti Tiongkok, Amerika Serikat, dan Rusia ikut membuat vaksin corona. Bahkan Indonesia pun berusaha juga meneliti dan berusaha membuat atau menemukan vaksin untuk COVID19 ini. Berbeda dengan demam berdarah yang memang belum ada obatnya.
Setiap obat dan perawatan yang dilakukan oleh medis hanya untuk menangani dan memperbaiki sistem sirkulasi darah karena keadaan syok. Ini terjadi akibat perdarahan, yang mana keluarnya darah pada sel pembuluh darah agar segera kembali normal. Hampir sama dengan Demam berdarah kalau COVID-19, Penanganan medis dialukan untuk bagaimana pneumonia yang dialami pada pasien COVID-19 bisa diatasi. Selain demam, pasien yang mengarah pada gejala COVID-19 juga disertai kelelahan, nyeri punggung, otot, dan batuk kering.
Nah, bagaimana? sudah menjadi lebih faham kan tentang perbedaan gejala demam COVID19 dengan DBD. Sebagai masyarakat awam kita tetap harus mengetahui gejala gejala penyakit yang apalagi sedang menghebohkan dunia dan keadaan musin yang membuat wabah demam berdarah.