Wartanusa.id – Trenggalek | Menjadi salah satu agenda 100 Fest Trenggalek tahun 2020, Festival Sawah yang digelar di Desa Ngadirenggo, Kecamatan Pogalan, berlangsung cukup meriah. Banyak game dan permainan menarik yang dipersiapkan dalam festival ini untuk mengangkat budaya kearifan lokal. Sabtu (15/02/2020)
Topografi Trenggalek yang berada diantara pegunungan menjadikan Trenggalek, menjadi sebuah daerah yang strategis untuk pertanian. Sehingga sudah sewajarnya bila budaya kearifan lokal warisan turun temurun ini diangkat agar terjaga kelestariannya. Sekaligus ditujukan untuk mengenalkan sawah sebagai kearifan lokal yang perlu dijaga kepada generasi penerus bangsa.
Digelar selama dua hari Sabtu (15/02/2020) hingga Minggu (16/02/2020), banyak hal yang menarik yang bisa disaksikan dalam festival ini :
1. Gogo Bebek
Petak sawah dijadikan menjadi arena ajang tangkap Bebek. Ibu-ibu yang dijadikan segmen sasaran peserta lomba ini. Penyelenggara menyediakan doorprize menarik bagi peserta yang bisa menangkap Bebek yang dilepas bebas oleh panitia.
Gogo sendiri dalam istilah jawa menangkap sesuatu dengan media air. Tentunya banyak keseruan yang terjadi, selain dilakukan oleh ibu-ibu juga banyak kelucuan yang terjadi.
“Ini akan menjadi sesuatu yang menarik bila disuguhkan kepada tamu manca negara, karena sesuatu hal yang baru bagi mereka,” ungkap Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin dalam sambutannya.
2. Gogo Lele
Mirip dengan Gogo Bebek, Gogo Lele merupakan game menangkap Lele sebanyak-banyaknya di dalam petak sawah. Pesertanya anak-anak, menangkap ikan menggunakan tangan dan tidak diperkenankan menggunakan alat bantu apapun.
Tentunya tidak mudah untuk mendapatkan seekor ikan, perlu perjuangan keras dan siap siap bermandikan lumpur sawah.
3. Lomba Fotografi dan literasi
Panitia melombakan karya fotografi terbaik dalam dalam festival ini, dengan menggundang para pecinta fotografi lokal untuk berkarya menyajikan karya terbaiknya, selama event berlangsung.
Menggandeng komunitas literasi, panitia juga melombakan karya literasi seperti cipta puisi dan cerpen dwngan tema sawah, untuk mengenalkan sawah kepada generasi muda saat ini, sekaligus meningkatkan minat baca pada anak-anak.
Selain itu juga ada sedekah buku dan festival Pranoto Mongso. Dalam hal ini beberapa pejabat di Trenggalek menyumbangkan sejumlah buku, termasuk Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin. Salah satu buku yang disumbangkan oleh pemimpin muda Trenggalek tersebut buku berjudul Mustika Rasa Resep, buku resep masakan ala Bung Karno.
“Bisa khatam buku ini, anda bisa sukses membuka rumah makan. Karena Bung Karno meminta kepada menterinya untuk mencatat resep berbagai masakan dari seluruh sudut negeri untuk dikemas dalam buku ini,” ujar suami Novita Hardini ini.
Dalam kesempatan itu, Bupati Arifin berharap dengan sedekah buku, bisa ada pojok baca di Balai Desa Ngadirenggo, sehingga masyarakat bisa menambah wawasannya melalui membaca buku.
Dalam kesempatan itu juga Bupati Termuda ini menyampaikan bawasannya festival sawah ini merupakan festival kedua di tahun ini setelah festival gong 2020. “Kita ingin mengangkat semua potensi petani, yang jualan kuliner, hasil pertanian menjadi laku,” ujarnya.
Yang asik dan seru ada lomba mengejar bebek oleh ibu-ibu. Peternak bebek juga bebeknya laku, kemudian dilombakan menjadi seru.
“Kegiatan ini didukung oleh komunitas listerasi, ada acara sedekah buku, acara fotografi, kita ingin memicu komunitas kreatif. Sebagai bentuk daya saing daerah itu tergantung seberapa kreatif masyarakatnya,” terangnya.
Novita Hardini Mochamad, yang ikut hadir mendampingi Bupati Trenggalek untuk membuka festival ini menambahkan, “saya sangat bersyukur pada tahun 2020 ini, bila melihat 100 festival tentunya akan berdampak terhadap semua unsur masyarakat dan tidak ada yang tidak bermanfaat,” imbuhnya.
“Harapan saya tahun pertama 100 festival ini bisa menjadi pondasi, seperti kata Pak Bupati, pondasi positif terhadap seluruh warga masyarakat yang ada, unyuk menuju ekonomi yang meroket.” pungkasnya (Hari Riswanto)