Pernahkah kalian membanggakan orang tua kalian wahai pemuda? Membanggakan orang tua tidak mesti menjadi juara dunia, membanggakan orang tua tidak butuh terkenal di khalayak ramai, namun, membanggakan orang tua adalah dengan menghafalkan al qur’an, menjadi seorang hafidz dan hafidzah itulah cara membanggakan orang tua kita. Membanggakan mereka didunia maupun diakhirat.
Karna sejatinya, mereka menginginkan anak-anaknya menjadi generasi qur’ani, berkarakter mandiri dan mempunyai akhlak yang menghiasi diri. Penghafal al-qur’an yang hebat itu adalah ia yang selalu menjaga hafalannya sesibuk apapun ia dan dimanapun ia berada. Dialah al-hafidz sesungguhnya.
Namun, banyak yang hanya mengumpulkan hafalannya selama di pesantren, dan ketika ia keluar hafalannya pun habis tak terjaga maka dialah yang disebut jami’ (pengumpul hafalan). Lelahnya menghafal alqur’an akan terasa nikmatnya apabila kita menghidupkan sepertiga malam dengan al qur’an, karna rahasia kuatnya hafalan seorang penghafal al qur’an itu ada pada qiyamullainya. Sabar, istiqamah/konsisten adalah hal yang harus dimiliki seorang penghafal alqur’an.
Ketika kita menjaga hafalan alqur’an yang selama ini kita butuh perjuangan untuk menghafalnya, maka Allah akan menjaganya sebagaimana ia menjaga al qur’an dimanapun dan kapanpun.
Seorang penghafal al qur’an itu menghidupkan malamnya ketika manusia tidur, berpuasa di siang harinya ketika manusia berbuka, sedih ketika manusia bahagia, menangis ketika manusia tertawa, diam ketika manusia berbicara tidak karuan, khusyu’ ketika manusia bersikap angkuh, ini semua adalah karakter yang harus dimiliki seorang pengemban al qur’an.
Adapun hal yang harus di jauhi oleh seorang penghafal al qur’an tidak sepantasnya berperilaku kasar, teledor, suka berteriak, suka marah. Banyak yang bilang kalau menjadi penghafal al qur’an itu sulit, berat, itu semua terbantahkan apabila benih benih cintanya kepada al-qur’an tumbuh. Al qur’an tidak memaksa kita untuk menghafalnya, karena al qur’an juga turun berangsur-angsur dan kita pun menghafal dan mentadabburinya juga berangsur-angsur, al qur’an itu selalu mengistimewakan para penjaganya, al qur’an itu mencerdaskan penghafalnya, al qur’an itu obat dikala hati gundah gulana, bahkan penyakit pun sembuh karena al qur’an.
Terdapat hasil penelitian terkini yang diungkapkan oleh Prof.Dr.dr. Abraham nicole PhD, bahwa sel-sel darah merah yang telah dibacakan ayat-ayat al qur’an dengan bacaan tartil artinya bacaan yang indah dengan memakai kaidah tahsin tajwid, ia memperlihatkan respon tertentu. Sehingga sel-sel kanker pun bunuh diri. Bahkan virus auto imun pun lenyap. Terbukti dari hasil penelitian Prof.Dr.dr Victor Iron PhD USA. Al qur’an itu penyejuk jiwa, al qur’an itu syafaat bagi pembacanya, al qur’an itu teman sekaligus sahabat yang tak pernah marah, al qur’an itu teman yang tak pernah kesal jika kita susah buat menghafalkannya. Namun, yang meninggalkan al qur’an maka al qur’an akan meninggalkannya juga.
Yang spesial dari seorang penghafal al qur’an itu bukan seberapa banyak dan cepat menghafalnnya tapi seberapa kuat keistiqamahan dalam mengulang/memurajaah hafalannya. Didalam menghafal al qur’an akan ada ayat yang mungkin kita sulit buat menghafalnya, apabila kita sering mengulang ayat yang kita sebut sulit itu, maka ayat itu yang paling lengket di otak kita. Hati seorang penghafal al qur’an hanya akan bersih apabila murajaahnya mengalahkan bicaranya.
Jadikanlah membaca atau menghafal al qur’an awal dari aktifitas dalam keseharian kita, itu akan menjadikan pekerjaan beres, produktivitas meningkat, keuntungan bertambah, kesehatan juga bertambah dan seterusnya. Itulah wujud keberkahan yang akan diperoleh apabila kita mendahulukan al qur’an. Maka bersahabatlah dengan al qur’an wahai pemuda yang akan membangkitkan peradaban islam.