WARTANUSA.ID – Militer AS mendapatkan sebuah keberhasilan penting dalam proses pengujian program pertahanan rudal yang dikritik, menghancurkan hulu ledak tiruan di atas Samudra Pasifik dengan pencegat yang merupakan pedoman untuk melindungi wilayah AS dari serangan Korea Utara.
Wakil Laksamana Jim Syring, direktur badan Pentagon yang bertanggung jawab untuk mengembangkan sistem pertahanan rudal, menyebut hasil tes tersebut sebagai “prestasi yang luar biasa” dan sebuah tonggak penting untuk sebuah program yang terhambat oleh kemunduran selama bertahun-tahun.
“Sistem ini sangat penting untuk pertahanan tanah air kita, dan tes ini menunjukkan bahwa kita memiliki alat pencegah yang mampu dan dapat dipercaya melawan ancaman yang sangat nyata,” kata Syring dalam sebuah pernyataan yang mengumumkan hasil tes tersebut.
Meskipun berhasil, tes senilai $ 244 juta tidak mengkonfirmasi bahwa di bawah kondisi masa perang, Amerika Serikat dapat mencegat rudal jarak jauh antar benua yang sedang dikembangkan oleh Korea Utara.
Pyongyang dipahami terus bergerak mendekati kemampuan menempatkan hulu ledak nuklir pada ICBM semacam roket jarak jauh dan dapat mengembangkan decoy yang cukup canggih untuk mengelabui sistem pencegahan sehingga melewatkan hulu ledak yang sesungguhnya.
Tes sistem pencegahan terakhir kali dilakukan pada bulan Juni 2014, mendapatkan hasil yang cukup memuaskan, namun catatan rekam jejak menunjukkan hasil berantakan. Dengan sistem yang dinyatakan telah siap untuk penggunaan tempur potensial pada tahun 2004, hanya empat dari sembilan upaya pencegatan telah berhasil.
Kegagalan pada hari Selasa dapat memperdalam kekhawatiran tentang sebuah program yang, menurut perkiraan sejauh ini menghabiskan biaya lebih dari $ 40 miliar.
“Sayangnya, kita perlu menyadari kesalahan dalam sistem keamanan di sini, program ini tidak siap untuk diandalkan melawan Korea Utara atau negara lain, ini adalah langkah awal,” kata Tierney.
Juru bicara Pentagon dari Angkatan Laut Jeff Davis mengatakan bahwa tes tersebut tidak dihitung secara khusus sebagai tanggapan terhadap ketegangan dengan Pyongyang namun “dalam arti luas, Korea Utara adalah salah satu alasan mengapa kita memiliki kemampuan ini”.
Sementara, Korea Utara mengatakan bahwa program nuklir dan misilnya adalah bentuk pertahanan terhadap ancaman militer Amerika Serikat. [RZ]