Menu

Mode Gelap
Seorang Kakek di Langsa Lecehkan Sembilan Bocah Pekan Ini, Pagelaran Budaya Aceh Terpusat di Kota Langsa Proyek Jalan Alue Gadeng-Alue Punti di Kecamatan Birem Bayeun Mangkrak PPA Langsa Sosialisasi Penanganan KDRT Terdampar di Aceh, 230 Etnis Rohingya Butuh Tempat Penampungan

Opini · 11 Nov 2017 00:24 WIB ·

Refleksi Pribumi Indonesia


 Refleksi Pribumi Indonesia Perbesar

Oleh Glesos Yoga Mandira*

Saudaraku Sebangsa dan Setanah Air, Pribumi Indonesia.
Ada beberapa tonggak-tonggak sejarah perjalanan Bangsa sebelum Kemerdekaan,17 Agustus 1945. Peristiwa ‘Kebangkitan Nasional’ pada tanggal 20 Mei 1908 yang dimotori oleh kaum pemuda intelektual yakni dr. Cipto Mangunkusumo, dr Sudiro Husodo dan dr. Suryadi Suryaningrat yang nama aslinya dr Dauwes Decker, seorang dokter muda keturunan Belanda. Mereka bertiga akhirnya dikenal dengan nama “TIGA SERANGKAI”, perkumpulan mereka kemudian terkenal dengan nama “Boedi Oetomo”.

Ketiga pemuda ini setelah mengalami pendidikan Sekolah Kedokteran di Belanda, kembali ke Indonesia bergabung dengan Sekolah Kedokteran Belanda di Indonesia yang terkenal dengan nama “STOVIA” yang sekarang Gedungnya berada di Daerah Senen Jakarta Pusat, dengan nama ‘Gedung Museum Kebangkitan Nasional’, Sejak mereka mengenyam pendidikan di Negara Kincir Angin, mereka melihat rakyat Indonesia terbelenggu dalam penindasan Kolonialisme Belanda/VOC.

Maka dengan semangat untuk melepaskan rakyat Indonesia dari belenggu kolonialisme inilah kemudian mereka bertiga mempelopori kaum pemuda membangun gerakan Nasionalisme yang diberi nama Boedi Oetomo. Sejak saat itu kemudian bermunculan berbagai organisasi sosial kemasyarakat lainnya seperti lahirnya PSDI, PSII, PNI dll hingga terjadinya Soempah Pemoeda tanggal 28 Oktober 1928. Dari pergerakan perkumpulan Boedi Oetomo inilah muncul istilah Kaum Priboemi atau Boemi Poetra yang merupakan metamorfosa dari Kaum Inlander dimana kaum ini pada jaman kolonialisme Belanda/VOC dikategorikan sebagai Warga Negara kelas 3 yang sangat ditakuti oleh Kaum Kolonialisme karena seringnya melakukan perlawanan atas kebijakan VOC, untuk itu Kaum Inlander ini sering dikatakan kaum ‘Ekstrimis’ oleh kaum penjajah.

Nah untuk itu kalau kita mau bicara Pribumi maka kita tidak bisa tidak kita harus kembali kepada Sejarah Kebangkitan Nasional, dimana seorang Pribumi adalah:
1. Mempunyai jiwa memiliki, mengakui, setia dengan Tanah Airnya yakni Tanah Air Indonesia.
2. Membela Tumpah Darahnya dari cengkeraman kaum penjajah atau kolonialisme. Di jaman sekarang yakni ‘Neokolonialisme’
3. Berani untuk mawas diri dengan menanyakan kepada dirinya “apa yang telah disumbangsihkan dirinya kepada Tanah Airnya/Bangsa dan Negaranya, bukan sebaliknya menuntut apa yang sudah diberikan Negara kepadanya”
4. Seorang “Pribumi” berjuang tidak membedakan Suku, Agama, Ras dan Antargolongan sebagai perjuangannya, tapi perjuangannya di landasi rasa Nasionalisme atau Kebangsaan yang dilandasi dengan nilai-nilai pada point 1, 2 dan 3 tersebut diatas.

Jadi walaupun seseorang itu dilahirkan di Indonesia, Keturunan Asli orang Indonesia, besar di Indonesia, namun dia tidak menjiwai sifat-sifat diatas dan bahkan menjadi “komparador asing/aseng” maka seseorang tersebut “Tidak Layak” menyandang predikat “PRIBUMI”, tapi lebih layak dan pas disebut “Antek-antek Asing/Aseng”, dan mereka itu musuh sejatinya seorang “Pribumi”.

Bung Karno pernah berkata “Perjuanganku lebih mudah dari perjuanganmu kelak, karena perjuanganku melawan kolonialisme yang kelihatan batang hidungnya, tapi perjuanganmu kelak melawan bangsamu sendiri dan musuh yang paling berat bagi Bangsa dan Negara ini kelak adalah NEOKOLIM”, Semoga bisa menjadi inspirasi dan refleksi diri bagi kita semua yang mengaku sebagai “PRIBUMI INDONESIA”.

Jakarta, 09 November 2017.

*Ketua Umum GEMA PERKASA (Gerakan Masyarakat Peduli Rakyat dan Bangsa) INDONESIA.

Artikel ini telah dibaca 65 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Agusni AH : Demokrasi Sukses bersama Penyelenggara Pemilu yang Bebas dan Berkala

22 Desember 2023 - 11:06 WIB

Wakil Ketua KIP Aceh Agusni, AH

Mengenal Aceh dari Tiga Sagoe

15 Oktober 2023 - 12:00 WIB

Bermula dari Makkah, Perlawanan Suku Quraish dan Dilema Menjalankan Sistem Keuangan Syariah di Aceh

13 Mei 2023 - 11:22 WIB

Jaminan Akal-Akalan Penguasa Buruh Makin Resah

21 Februari 2022 - 08:06 WIB

Erupsi Korupsi di Masa Pandemi

9 Desember 2021 - 20:58 WIB

Kegiatan Usaha di Aceh Tumbuh Positif

1 November 2021 - 18:01 WIB

Foto : Kepala BI Aceh, Achris Sarwani.
Trending di Aceh