Pyongyang – Korea Utara kembali meluncurkan rudal pada Jumat (15/09/2017) sekitar pukul 06.57 waktu setempat.
Dilansir reuters, rudal yang diluncurkan Korut berhasil mengudara sejauh 3700 kilometer dengan ketinggian 770 kilometer selama kurang lebih 19 menit. Rudal tersebut melintasi Pulau Hokkaido, Jepang sebelum akhirnya jatuh di Pasifik.
Pihak Jepang langsung memprotes keras peluncuran rudal yang dilakukan oleh Korut. Di mana peluncuran kali ini adalah tembakan yang kedua. Sebelumnya pada Selasa (29/08/2017) lalu pihak Korut juga melakukan peluncuran rudal yang melintasi wilayah Jepang.
Dalam konferensi pers Ketua Sekretariat Kabinet Jepang, Yoshihide Suga mengatakan bahwa rudal yang diluncurkan Korut di atas wilayah Jepang tidak diperbolehkan.
“Rudal tersebut melintasi wilayah kami, terbang di atas Pulau Hokkaido dan mendarat di Pasifik sekitar 2 ribu kilometer timur Hokkaido. Provokasi berulang seperti ini di pihak Korea Utara adalah tidak diizinkan dan kami memprotes sekeras-kerasnya,” tegas Suga.
Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe angkat bicara terkait peluncuran rudal milik Korut yang dianggap sebagai tindakan berbahaya dan mengancam perdamaian dunia.
“Jepang tidak akan pernah mentolerir tindakan provokatif berbahaya (Korut). Kita tak pernah bisa mentolerir Korea Utara yang menginjak-injak tekad komunitas internasional yang kuat, bersatu menuju perdamaian yang telah diperlihatkan dalam resolusi-resolusi PBB dan kembali melakukan tindakan keterlaluan ini,” tegas Abe.
Abe pun menyayangkan sikap Korut yang telah bertindak terlalu jauh. “Jika Korea Utara terus menempuh jalan ini, Korea Utara tidak akan memiliki masa depan yang cerah. Kita harus membuat Korea Utara memahami hal ini,” ungkapnya.
Sementara itu,Otoritas Korea Selatan mengatakan bahwa jangkauan rudal yang diluncurkan Korut pagi tadi cukup jauh sehingga mampu untuk mencapai wilayah Amerika Serikat di Pasifik, Guam. “Korut pada Jumat melepaskan sebuah rudal ke arah timur dari distrik Sunan, Pyonyang,” ujar Kepala Staf Gabungan Korsel.
Pihaknya mengaku telah meminta diadakan rapat dadakan paska penembakan rudal yang dilakukan oleh Korut.“ Blue House (istana Kepresidenan Korsel ) telah meminta sebuah pertemuan Dewan Keamanan Nasional mendesak paska peluncuran rudal.”
Senada dengan Blue House, PBB pun akan menggelar rapat tertutup terkait peluncuran rudal yang dilakukan oleh Korut. “Sidang darurat diminta oleh pemerintah Amerika Serikat dan Jepang. Sidang akan digelar pada pukul 15.00 waktu setempat dan akan berlangsung secara tertutup,” terang Kepresidenan DK PBB.
Sehari sebelum meluncurkan rudal yang disinyalir berjenis balistik, Kamis (14/09/2016) Korut lebih dulu memberikan ancaman pada Jepang dan Amerika lantaran kedua Negara tersebut mendukung resolusi sanksi DK PBB atas uji coba nuklir pada Senin (03/09/2017) lalu.
“Keempat pulau di Kepulauan harus tenggelam kelaut oleh bom nuklir Juche. Jepang tidak perlu lagi ada di dekat kita. Mari kita mengurangi daratan AS menjadi abu dan kegelapan. Marilah kita lampiaskan dendam dengan mobilisasi semua sarana pembalasan yang telah disiapkan sampai sekarang,”ujar Komite Perdamaian Asia Pasifik-Korea Pyongyang dalam pernyataan yang disiarkan KCNA, Kamis (14/09/2017).