WARTANUSA.ID – Dua diplomat tinggi dari China dan Uni Eropa berjanji untuk bekerja sama dalam isu-isu termasuk Suriah dan Korea Utara serta meningkatkan kerjasama yang lebih erat untuk memajukan perdagangan bebas antara kedua belah pihak. Pernyataan tersebut muncul saat China dan Uni Eropa mengadakan perundingan tingkat tinggi pertama sejak Donald Trump mulai menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat pada bulan Januari. Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Federica Mogherini memimpin Dialog Strategis Uni Eropa-China ke-7 bersama dengan Penasihat Negara Yang Jiechi, diplomat tertinggi Republik Rakyat China.
Mogherini mengatakan China dan Uni Eropa memiliki “tanggung jawab besar” selama “masa ketidakpastian” setelah terpilihnya Presiden Donald Trump yang memiliki pandangan radikal terhadap isu-isu di belahan dunia. “Kami memilih untuk melihat ke depan guna mengintensifkan kerja sama kami dalam agenda positif, apa yang dapat dilakukan oleh Uni Eropa dan China bersama-sama untuk kepentingan bukan hanya warga negara kita, tapi juga dunia,” kata Mogherini.
“Saat ini, situasi internasional sangat kompleks dengan banyak perkembangan, tantangan dan masalah baru,” kata Yang kepada Mogherini “Dengan latar belakang ini, krusial bagi China dan Uni Eropa untuk memperdalam kerja sama dan mengkoordinasikan posisi kebijakan tidak hanya menyangkut kepentingan bersama kedua belah pihak, namun juga sangat penting untuk hubungan internasional,” tambahnya.
Kedua belah pihak membahas meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea dengan Korea Utara bergerak untuk mempercepat pengembangan senjata nuklirnya, serta perang melawan ISIS di Suriah. Mogherini mengatakan kepada wartawan bahwa mengakhiri perang di Suriah merupakan prioritas, dan dia dan Yang membahas secara detail dan mendalam tentang bagaimana secara aktif mendukung proses yang dipimpin PBB untuk memperbaiki akses kemanusiaan ke Suriah.
Perundingan satu hari tersebut akan berlanjut pada pertemuan tingkat tinggi Uni Eropa-China yang dijadwalkan akan dilangsungkan di Brussels pada bulan Juni. Mogherini juga telah bertemu dengan Perdana Menteri China Li Keqiang, yang mengatakan bahwa masyarakat internasional akan mencontoh bagaimana China dan Uni Eropa akan bekerja sama untuk mengatasi tantangan termasuk pemulihan ekonomi dunia, konflik global dan terorisme. [RZ]