Menu

Mode Gelap
Seorang Kakek di Langsa Lecehkan Sembilan Bocah Pekan Ini, Pagelaran Budaya Aceh Terpusat di Kota Langsa Proyek Jalan Alue Gadeng-Alue Punti di Kecamatan Birem Bayeun Mangkrak PPA Langsa Sosialisasi Penanganan KDRT Terdampar di Aceh, 230 Etnis Rohingya Butuh Tempat Penampungan

Opini · 20 Des 2019 19:32 WIB ·

Desain Perencanaan Anggaran, Kecerdasan dalam Pengadaan dan Perawatan serta Optimalisasi dalam Penggunaan


 Desain Perencanaan Anggaran, Kecerdasan dalam Pengadaan dan Perawatan serta Optimalisasi dalam Penggunaan Perbesar

Berbicara hal anggaran pada umumnya terbangun konstruksi untuk memenuhi kebutuhan pengadaan semata, sementara desain kebutuhan anggaran perawatan agak terabaikan. Padahal kedua faktor tersebut akan sangat terkait dengan optimalisasi penggunaan atau pengoperasiannya. Dalam perspektif good institusional governance ada yang disebut first Investment, maintainability dan reliability.

First Investment dimaknai sebagai nilai investasi awal yang harus dilakukan untuk memiliki sesuatu yang benar-benar dibutuhkan oleh suatu institusi dalam menunjang pelaksanaan tupoksinya agar berjalan dengan efektif. Hal ini pasti terkait dengan dukungan perencanaan anggaran pengadaan barang tersebut, dan pasti tidak mudah karena harus menempuh mekanisme persetujuan anggaran yang rantai birokrasinya cukup panjang. Artinya perjuangan sampai anggaran disetujui itu tidak mudah.

Namun demikian kadangkala ada yang agak terabaikan dalam perencanaan anggaran, yaitu kebutuhan anggaran perawatan atas apa yang sudah dibeli. Apapun yang sudah dibeli pasti membutuhkan perawatan, dan untuk melakukan perawatan pasti membutuhkan anggaran. Baik untuk perawatan terencana (planned maintenance) maupun untuk perawatan yang tidak terencana (unplanned maintenance). Unplanned maintenance biasa dilakukan saat barang (investasi) yang dibeli mengalami kerusakan. Artinya nunggu sampai terjadi shutdown atau breakdown, lalu diperbaiki. Jika kebijakan ini yang diambil maka masuk kategori pengelolaan investasi yang tidak efektif dan efisien. Dalam bahasa teknisnya, disebut maintainability yang rendah.

Keterkaitan maintainability ini tentu akan berdampak pada optimalisasi penggunaan atau pengoperasian barang / peralatan yang sudah dibeli. Bahasa teknisnya, terkait reliabilitas. Coba perhatikan berapa banyak barang atau peralatan yang dibeli, lalu dioperasikan beberapa waktu, akhirnya mangkrak karena rusak. Kenapa ? Boleh jadi karena belum familiar dengan cara pengoperasiannya, manajemen dan perawatan yang kurang baik, atau workscope pengadaan belum mencantumkan after sale services. Semua ini akan terkait dengan perencanaan anggaran dan kebijakan pengadaan yang komprehensif.

” Setiap yang kita beli adalah amanah dan akan dimintai pertanggungjawaban. Laksanakan amanah dengan baik, yaitu pandai untuk merawat amanah dan digunakan sesuai peruntukannya.”

Artikel ini telah dibaca 62 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Agusni AH : Demokrasi Sukses bersama Penyelenggara Pemilu yang Bebas dan Berkala

22 Desember 2023 - 11:06 WIB

Wakil Ketua KIP Aceh Agusni, AH

Mengenal Aceh dari Tiga Sagoe

15 Oktober 2023 - 12:00 WIB

Bermula dari Makkah, Perlawanan Suku Quraish dan Dilema Menjalankan Sistem Keuangan Syariah di Aceh

13 Mei 2023 - 11:22 WIB

Jaminan Akal-Akalan Penguasa Buruh Makin Resah

21 Februari 2022 - 08:06 WIB

Erupsi Korupsi di Masa Pandemi

9 Desember 2021 - 20:58 WIB

Kegiatan Usaha di Aceh Tumbuh Positif

1 November 2021 - 18:01 WIB

Foto : Kepala BI Aceh, Achris Sarwani.
Trending di Aceh