Menu

Mode Gelap
Seorang Kakek di Langsa Lecehkan Sembilan Bocah Pekan Ini, Pagelaran Budaya Aceh Terpusat di Kota Langsa Proyek Jalan Alue Gadeng-Alue Punti di Kecamatan Birem Bayeun Mangkrak PPA Langsa Sosialisasi Penanganan KDRT Terdampar di Aceh, 230 Etnis Rohingya Butuh Tempat Penampungan

Headlines · 16 Jan 2017 10:13 WIB ·

Usai Makan Siang Bareng Ketua NU, Jokowi Undang Ketua Muhammadiyah


 Usai Makan Siang Bareng Ketua NU, Jokowi Undang Ketua Muhammadiyah Perbesar

ketum muhammadiyah Haedar Nashir

Photo: Jakarta Post

Wartanusa.id – Organisasi Islam terbesar kedua di Indonesia, PP Muhammadiyah, mengatakan trend ekstrimisme akhir-akhir ini telah menjadi umum di seluruh dunia.

“Ekstrimisme bukan milik satu agama atau satu bangsa. Ini (ekstrimisme) adalah masalah besar yang ada di masyarakat sekarang ini,” ujar Ketua PP Muhammadiyah, Haedar Nashir beberapa waktu lalu.

Lebih lanjut lagi Haedar mengatakan bahwa Muhammadiyah siap untuk bekerja sama dengan elemen masyarakat lainnya untuk menghilangkan segala bentuk ekstrimisme di Indonesia.

Keterangan yang disampaikan Haedar ini disampaikan setelah ia memenuhi udangan Presiden Joko Widodo di Istana Negara. Tidak seperti diskusi dengan pemimpin Nahdlatul Ulama (NU), Said Aqil Siradj, dimana NU dan Jokowi sangat prihatin atas meningkatnya ekstrimisme di Indonesia, pada pertemuan kali itu Jokowi hanya berdiskusi dengan Haedar berkaitan dengan hal-hal yang bersangkutan dengan pengembangan masyarakat.

“Kami terutama membahas bagaimana kita dapat mengurangi kesenjangan kesejahteraan dengan mengoptimalkan pemanfaatan lahan untuk pemberdayaan masyarakat,” ujar Haedar.

Menurut Haedar, akibat tingkat kesenjangan sosial yang tak merata menimbulkan sejumlah masalah dalam masyarakat. Karena itu, Muhammadiyah mendorong pemerintah mencari terobosan mengatasi masalah kesenjangan melalui kebijakan-kebijakan negara.

Lebih lanjut lagi Haedar menjelaskan berapa banyak penduduk lokal yang menjadi korban proyek pembangunan yang menyangkal hak rakyat atas tanah yang sudah lama ditinggalinya. Contohnya di Papua, masyarakat adat di beberapa daerah di Papua telah kehilangan tanah mereka.

“Melalui program-programnya, Muhammadiyah telah membeli tanah untuk warga di beberapa daerah dan memberi mereka hewan ternak untuk dikembang biakkan. Program tersebut pun bekerja dengan baik. Presiden tertarik mendengar program kami tersebut, “katanya

Diketahui beberapa hari sebelumnya Presiden Jokowi juga mengundang Ketua PBNU, Said Aqil Siradj untuk makan siang di Istana Kepresidenan. Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar satu jam itu, keduanya membahas soal gejala menguatnya Islam radikal di Indonesia.

Selama makan siang berlangsung, Jokowi dan Said Aqil membicarakan situasi keislaman saat ini. Said Aqil mengatakan indikasi fenomena menguatnya Islam radikal merupakan agenda bersama yang dihadapi pemerintah dan masyarakat. Tujuannya adalah untuk memperkuat kembali Islam moderat. “Harus dibangun lagi dan diperkuat kembali,” kata Said Aqil.

(as)

Artikel ini telah dibaca 29 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Saifullah Ketua KONI Langsa

5 Juli 2025 - 22:18 WIB

Tindaklanjut Tuntutan, Dirut PalmCo: PTPN Regional VI Diharapkan Jadi Kebanggaan dan Juara

4 Juli 2025 - 16:46 WIB

Direktur PTPN IV PalmCo Jatmiko Santosa.

Kejari Langsa Tetapkan Empat Tersangka Kasus Korupsi Jembatan Hutan Mangrove

19 Juni 2025 - 18:21 WIB

Polemik Empat Pulau Berakhir, PWI Aceh Apresiasi Peran Wartawan

18 Juni 2025 - 15:23 WIB

H. Ilham Pangestu Ajak Ulama dan Rakyat Aceh Do’akan Perjuangan Mualem dan Forbes

15 Juni 2025 - 23:05 WIB

FOPISA Minta DPRA & Pemerintah Aceh Tinjau Kembali Rekomendasi Pergantian Pejabat Utama PTPN IV Regional 6

15 Juni 2025 - 13:46 WIB

Trending di Aceh