Maka, usai Perang Dunia I tepatnya tahun 1922, peletakan batu pertama dilakukan di daerah jardin des Plantes, Paris, yang menjadi lokasi berdirinya masjid sebagai penghormatan kepada 70.000 umat Muslim yang dianggap sebagai pahlawan Perancis.
Empat tahun kemudian tepatnya tanggal 16 Juli tahun 1926, rumah ibadah dengan insipirasi dari Masjid El-Qaraouiyyin di Maroko yang merupakan salah satu Masjid tertua di dunia, resmi didirikan. Presiden Perancis Gaston Doumergue dan Sultan Maroko Moulay Youssef meresmikan Masjid terbesar pertama di Paris.
Seperti di lansir di laman Penanegeri.com, Grande Mosquée de Paris juga memiliki madrasah, ruang admistrasi, ruang pertemuan hingga perpustakaan.
Di bagian kedua masjid, pilar-pilar berbaris sepanjang lorong dengan lantai keramik dan di tengahnya terdapat teras besar (balkon) terbuka. Di bagian kedua inilah ruang ibadah dengan dekorasi dari berbagai dunia Islam menyatu. Masjid Paris tersebut terlihat bersih dan rapi.
Di areal Masjid Paris ini, tak hanya menjadi tempat ibadah saja, namun juga institut pendidikan. Juga banyak turis yang mengunjungi Masjid ini. Kabarnya, justru tempat ini yang paling menarik turis dan penduduk setempat untuk mendatanginya.
Muffti Dalil Boubakeur selaku pengurus Masjid Raya Paris kepada media (25/6) menjelaskan, meskipun Islam menjadi minoritas di Paris, tapi Masjid ini selalu ramai dikunjungi wisatawan non muslim meski sekedar untuk mengabadikan foto di areal Masjid ini.
“Kami, pengurus Masjid juga menyediakan kain untuk menutup aurat, jika ada wisatawan non muslim yang pakaiannya tidak menutup aurat,” terangnya.