Wartanusa.id – Hari ini, Senin (19/12) Bank Indonesia akan meluncurkan secara bersama-sama 11 seri uang rupiah baru dengan tentunya pergantian gambar pahlawan nasional di setiap pecahannya. Uang rupiah baru itu terdiri dari tujuh uang rupiah kertas dan tiga uang rupiah logam. Dalam 11 seri uang rupiah baru tersebut muncul 12 gambar pahlawan nasional yang akan menghiasi uang rupiah baru emisi 2016 tersebut.
Dikutip dari rilis resmi Bank Indonesia, uang rupiah kertas baru terdiri dari pecahan Rp 100.000, Rp 50.000, Rp 20.000, Rp 10.000, Rp 5.000, Rp 2.000 dan Rp 1.000. Sedangkan uang logam terdiri dari pecahan Rp 1.000, Rp 500, Rp 200 dan Rp 100.
Untuk uang kertas Rp.100.000 yang baru, sosok Bung Karno dan Bung Hatta masih tetap tak tergantikan sebagai gambar utama. Sedangkan untuk uang pecahan Rp. 50.000 yang baru bergambar pahlawan Ir H Djuanda.
Pecahan Rp. 20.000 yang baru akan bergambar sosok pahlawan asal Sulawesi, Sam Ratulangi. Untuk pecahan uang Rp 10.000 terdapat gambar Frans Kaisiepo. Sedangkan gambar Pahlawan Nasional Dr. K.H. Idham Chalid akan menghiasi bagian depan uang kertas pecahan Rp5.000.
Untuk pecahan Rp 2.000 bergambar Mohammad Hoesni Thamrin. Kemudian uang kertas Rp 1.000 yang baru terdapat gambar Tjut Meutia.
Untuk pecahan logam Rp 1.000 terdapat cetakan gambar I Gusti Ketut Pudja. Sedangkan pecahan logam Rp 500 terdapat cetakan gambar Letnan Jenderal TNI (Purn) T.B Simatupang. Uang logam Rp 200 bergambar pahlawan nasional Dr Tjiptomangunkusumo dan Rp 100 logam bergambar Prof Dr Ir Herman Johanes.
Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia, Suhaedi menyatakan meski uang rupiah baru ini diedarkan, uang rupiah versi lama masih tetap bisa digunakan sampai BI secara remsi mengumumkan masa berlaku peredaran dari uang lama tersebut.
Uang rupiah baru yang akan diresmikan pada hari ini (19/12) sebelumnya sudah memenuhi semua ciri-ciri fisik dalam Undang-Undang Mata Uang Nomor 7 Tahun 2011. Ciri-ciri fisik itu antara lain, lambang Garuda Pancasila, frasa Negara Kesaturan Republik Indonesia (NKRI), tanda tangan pemerintah dan BI, serta tahun cetak dan tahun emisi. (as)