
Photo: Sindonews
Wartanusa.id – Mesin ATM yang kita kenal selama ini memang diketahui memiliki fungsi untuk menarik uang secara tunai. Namun, dalam kesempatan ulang tahun ke-16 Badan Amil Zakat Nasional atau Baznas belum lama ini diperkenalkan sebuah inovasi baru yang dinamakan ATM Beras.
Apa tu ATM Beras? Bagaimana cara kerjanya?
ATM Beras (ATMB) berukuran 60 cmx60cm. Berbentuk sepeti lemari kotak dan sangat mirip dengan mesin ATM biasa yang selama ini kita kenal. ATM Beras dilengkapi dengan perangkat elektronik yang dilengkapi dengan fitur jaringan hybrid modem GSM dan satelit yang digunakan untuk mengontrol dan memonitor sistem atau yang sekarang lebih populer dengan konsep Internet of Things (IoT).
Ide awalnya adalah untuk membantu kaum dhuafa (fakir miskin) yang betul-betul kelaparan karena kemiskinannya. Fakir miskin ini diseleksi dengan cara survei agar tepat sasaran, dalam artian benar-benar orang yang membutuhkan. Kemudian, kepada mereka akan dibagikan kartu RFID untuk mengambil beras secara gratis di ATMB sesuai jumlah dan waktu yang telah ditentukan
“Cara kerja dari mesin ini adalah beras baru bisa keluar dengan menunjukan kartu yang dilengkapi teknologi RFID di sensor card reader pada mesin,” ujar Direktur Baznas, M Arifin Purwakanata di Jakarta, Selasa (17/1).
Mesin yang masih dalam tahap percobaan akan segera dipasang di 10 titik di Jabodetabek, masing-masing di kantor Baznas yang terletak di Kebon Sirih dan sembilan lainnya akan diletakkan di masjid yang sudah bekerjasama dengan Baznas.
Setiap unit ATM memiliki kapasitas penyimpanan 1.000 kg beras untuk memenuhi kebutuhan 1.000 penerima. Setiap unit akan diisi ulang sebanyak delapan kali dalam satu bulan.
Biaya pembuatan dan pemeliharaan dalam setahun Rp30 juta per unit. Mesin ini dibuat oleh mahasiswa ITB,” kata Arifin. Ketua BAZNAS, Bambang Soedibyo mengatakan program ini dilakukan mengingat jumlah kemiskinan di Indonesia dari Badan Pusat Statistik (BPS) Maret 2016 mencapai 28.010.000 jiwa.
“Selain itu, Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat kelaparan yang mengkhawatirkan di dunia dengan Indeks Kelaparan Global (GHI) mencapai 21,9 persen berdasarkan data dari International Food Policy Reasearch Institute pada tahun 2016,” ujar Bambang.
Mekanisme penarikan beras pada mesin ini akan diatur sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh Baznas. ‘Satu kali transaksi dapat menarik beras seberat 1 kg sampai 2 kg,” tambah Arifin.
(as)












