Menu

Mode Gelap
Seorang Kakek di Langsa Lecehkan Sembilan Bocah Pekan Ini, Pagelaran Budaya Aceh Terpusat di Kota Langsa Proyek Jalan Alue Gadeng-Alue Punti di Kecamatan Birem Bayeun Mangkrak PPA Langsa Sosialisasi Penanganan KDRT Terdampar di Aceh, 230 Etnis Rohingya Butuh Tempat Penampungan

Headlines · 27 Mar 2017 08:41 WIB ·

Ancam Wartawan, PPWI Sayangkan Ulah Oknum Kontraktor Aceh Selatan


 Wilson Lalengke - Ketua Umum PPWI Perbesar

Wilson Lalengke - Ketua Umum PPWI

Wilson Lalengke – Ketua Umum PPWI

Wartanusa.id – Kejadian kurang mengenakkan kembali menimpa jurnalis asal Aceh Selatan. Kedua orang jurnalis tersebut mendapatkan ancaman dari salah seorang oknum kontraktor yang tidak terima atas dugaan pencemaran nama baik.

“Ancaman bagi jurnalis dari berbagai pihak yang merasa “terancam” eksistensinya akibat pemberitaan akan selalu ada, mengintai para wartawan. Bentuk dan jenis ancaman bermacam-macam, mulai dari yang halus hingga kasar, dari yang sekadar kata hingga aksi anarkis dan pembunuhan. Oleh karena itu, jurnalis mesti selalu waspada setiap saat dimanapun berada dalam kondisi apapun juga,” ujar Ketua Umum PPWI, Wilson Lalengke, S.Pd, M.Sc, MA, kepada Wartanusa.id melalui pesan Whatsapp mesenger, Minggu (26/03/2017)

“Terkait dengan substansi kejadian pengancaman wartawan di Aceh Selatan oleh oknum kontraktor, PPWI sangat menyayangkan perilaku barbar sang oknum tersebut. Yang bersangkutan harus memahami bahwa dana yang digunakan untuk membangun gedung sekolah itu adalah uang rakyat, sehingga menjadi hak penuh masyarakat untuk terus mengawasi dan mengkritisi segala bentuk penggunaan uang rakyat itu. Untuk itu, PPWI menghimbau agar setiap kontraktor dan semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan proyek pembangunan di manapun, khususnya di Aceh Selatan, agar melakukan tugas dan tanggungjawabnya dengan benar sesuai aturan yang ada,” ujar pria lulusan Master of Art (M.A.) Utrecht University-Netherlands itu.

Wilson menambahkan untuk segera menghentikan kebiasan ancam-mengancam yang mana resikonya akan membahayakan diri sendiri. Saran PPWI, setiap orang yang merasa dirugikan atas sebuah pemberitaan, silahkan memberikan klarifikasi berbentuk pemberitaan juga di media massa. Media wajib memberikan ruang hak jawab bagi setiap pihak yang telah menjadi subyek maupun obyek pemberitaannya.

Selain itu dirinya juga mengingatkan tiada seorangpun warga negara yang kebal hukum, jika ada indikasi penyalahgunaan uang rakyat, dia harus diproses secara hukum. Terkait dengan kerusakan gedung SMA Pasie Raja yang menelan biaya miliaran dalam kurun waktu belum lama digunakan itu, aparat terkait perlu mengambil inisiatif untuk melakukan investigasi lapangan, meneliti kemungkinan indikasi penyimpangan yang terjadi.

“Semua yang terlibat dalam konspirasi penyalahgunaan anggaran negara harus diperiksa, mulai dari dari perencanaan di instansi pemerintah hingga kontraktor pelaksana proyek. Polisi, Jaksa, bahkan KPK mesti turun melakukan pemeriksaan di lapangan.” tegas Alumni Lemhannas 48 PPRA ini.

“Kepada setiap jurnalis dan pewarta warga, agar senantiasa waspada terhadap segala ancaman, jika dipandang membahayakan nyawa Anda, segera koordinasi dengan rekan seprofesi dan ambil langkah hukum, buat laporan ke aparat berwajib. Jangan melakukan ancaman balik, apalagi tindakan anarkis terhadap si pengancam, biarkan sistem hukum yang menyelesaikannya.” himbau Ketua Umum PPWI yang telah berjasa melahirkan ribuan citizen journalist ini.

“Atas kejadian pengancaman ini, penguatan solidaritas dan soliditas teman-teman jurnalis di Aceh Selatan, dan Aceh secara keseluruhan, merupakan kebutuhan mutlak. Dengan persatuan dan kesatuan para jurnalis yang kuat, ancaman dari pihak manapun dapat diantisipasi dan/atau diatasi. Salah satu tujuan pembentukan kepengurusan PPWI Aceh Selatan adalah untuk menghimpun dan meningkatkan solidaritas dan soliditas kawan-kawan jurnalis dan pewarta warga di wilayah tersebut, yang nantinya bersama-sama dengan kepengurusan wilayah lainnya, juga antar organisasi jurnalis yang lain, bersatu-padu saling membantu, saling mendukung, saling menjaga satu dengan lainnya dalam menghadapi segala bentuk ancaman dan tantangan jurnalisme di masa depan,” nasehat pria yang akrab disapa Sony ini.

Pesan ini disampaikan menyusul kejadian yang kurang mengenakkan yang menimpa dua orang jurnalis yakni Hendri wartawan dari portal aceh.antaranews.com dan wartawan Harian Serambi Indonesia Taufik Zass yang mendapat ancaman dari oknum kontraktor, Ali Syam, terkait pemberitaan gedung SMA Unggul Pasie Raja yang sudah rusak.

Ancaman tersebut berupa pesan singkat (SMS) yang dikirim ke ponsel pribadi Hendri dan Taufik pada Jumat (24/3) sekitar pukul 15.00. Isi SMS tersebut mengatakan bahwa jika Alisyam tidak berhasil menemukan Taufik Zass maka keluarga dia yang akan diambil.

Tak hanya Taufik, Hendri pun diancam melalui sambungan telepon dan dicecar pertanyaan mengapa berita tentang gedung sekolah itu tetap dinpublikasikan. Meski sudah dijelaskan, oknum kontraktor tersebut tetap tidak terima dan mengeluarkan sumpah serapah.

Artikel ini telah dibaca 39 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Tersambar Petir, Ibu dan Anak di Aceh Timur Meninggal Dunia

2 Juni 2025 - 07:06 WIB

Rekening Nasabah Diretas, BAS Abai Tanggungjawab Perlindungan Konsumen

28 Mei 2025 - 19:36 WIB

Amuk Api di Tamiang Hanguskan Empat Ruko, Enam Jiwa Meninggal

25 Mei 2025 - 22:35 WIB

Resmi Dilantik, Wali Kota Jeffry Singgung Lanjutan Pembangunan RS Regional ke Gubernur Aceh

23 Mei 2025 - 20:46 WIB

Wali Kota Langsa Jeffry Sentana saat memberikan kata sambutan.

Besok, Gubernur Aceh Lantik Wali Kota dan Wakil Wali Kota Langsa

22 Mei 2025 - 13:03 WIB

Ketua DPRK Langsa: Pelantikan Wali Kota Kamis 22 Mei 2025

20 Mei 2025 - 22:50 WIB

Trending di Aceh