Wartanusa.id – Dalam masyarakat Tiongkok dan Asia Timur lainnya, amplop merah atau paket berwarna merah yang disebut Hong Bao dalam Mandarin, Ang Pao dalam bahasa Hokkien, dan Lai See dalam bahasa Kanton adalah hadiah uang yang diberikan selama perayaan Imlek atau hari special lainnya.
Amplop merah atau Ang Pao biasanya diberikan pada saat acara sosial atau acara keluarga seperti pada pernikahan atau Imlek. Warna merah pada Ang Pao melambangkan keberuntungan dan juga penangkal roh jahat.
Dalam adat Tionghoa, orang yang memberi angpao adalah bagi mereka yang telah menikah. Pernikahan diyakini sebagai pembeda antara anak-anak dan dewasa. Selain itu, ada keyakinan bahwa Seseorang yang telah menikah artinya sudah dalam hidup yang layak dan bisa memberikan angpao baik ke usianya yang lebih muda atau lebih tua.
Bagi mereka yang belim menikah, mereka tetap mendapatkan angpao meski mereka sudah menjadi dewasa dan memiliki perkerjaan yang layak. Dan bagi orang yang membrikan angpao, mendoakan mereka untuk cepat menikah.
Tidak ada sumber sejarah yang jelas dari mana asal-usul tradisi pemeberian amplop merah bermula. Di Tiongkok, selama masa DInasti Qing, para orang tua melubangi koin dan memberikan benang merah. Uang atau koin ini disebut yasui qian yang artinya “uang penangkal roh jahat”
Yasui qian juga diyakini untuk melindungi para orang tua dari penyakit dan kematian. Lama kelamaan, Yasui Qian digantikan oleh amplop merah seiring dengan uang kertas mudah ditemukan. Hal tersebut diyakini sebagai asal-usul dari angpao yang bermula dari tradisi yasui qian.
Tradisi pemberian angpao tidak hanya ditemukan di Tiongkok. Di negara lain di benua Asia juga memiliki kesamaan tradisi yang diyakini diadaptasi dari tradisi yasui qian. Seperti di Vietnam, amplop merah dikenal dengan sebutan “li xi” atau di beberapa tempat disebut phong “bao mừng tuổi”. Di Thailand, lebih dikenal dengan sebutan “ang pow” atau “tae ea” bagi orang keturunan Tionghoa di Thailand. Di Myanmar, orang-orang keturunan Tionghoa menyebutnya “an pao”. Sedangkan di Korea Selatan disebut “sae bae ton” dan uniknya amplop yang digunakan bukan berwarna merah melainkan berwarna putih.
Di Jepang, hadiah uang ini disebut “otoshidama” dan diberikan kepada anak-anak selama periode tahun baru. Namun, amplop putih yang digunakan sebagai pengganti amplop merah dengan nama penerima tertulis pada bagian depan nya. Praktek serupa juga ditemukan di pernikahan Jepang, tapi amplop dilipat bukan disegel.
Di Indonesia dan beberapa negara rumpun Melayu seperti Malaysia dan Brunei yang mayoritas penduduknya beragama Islam juga tak luput dari tradisi angpao. Keluarga muslim biasanya memberikan uang kepada sanak family atau anak-anak di hari raya Idul Fitri.
(as)