Wartanusa.id – Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo memberikan pernyataan perihal ibukota, DKI Jakarta harusnya memiliki visi dan misi untuk menjadikan ibukota sebagai pusat keuangan syariah global mengingat Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia.
“Saya pernah menyampaikan itu kepada Direktur Ototitas Jasa Keuangan (OJK) bahwa wajar jika kita membuat Jakarta sebagai pusat keuangan syariah dunia,” ucap Jokowi pada pertemuan antar stakeholder terkait dengan delapan tahun sejak penerbitan obligasi syariah pertama kalinya pada Istana Negara, Jumat (23/12).
Menurut Jokowi, ia mendengar bahwa upaya untuk menjadikan DKI Jakarta sebagai pusat keuangan syariah dunia sedang dibahas oleh OJK.
“Kami memiliki potensi dan kekuatan, mengapa kita tidak menggunakannya, tidak hanya sampai layanan bank-bank syariah, asuransi syariah, saya pikir banyak hal lain yang dapat dikembangkan, misalnya weisata syariah atau restoran halal,” tambahnya.
Presiden juga menyatakan bahwa Indonesia harus bisa fokus melihat potensi pasar yang sangat besar.
“Ini akan memicu pertumnbuhan ekonomi di negara kita dan menghilangkan masalah yang kini sekarang sedang ramai diberitakan, seperti 10 juta sampai 20 juta buruh Cina lah yang masuk ke Indonesia, sementara faktanya itu hanya 21.000 orang dari mereka,” jelas Jokowi terkait isu masuknya 10 juta warga Cina Ke Indonesia.
Obligasi syariah negara juga untuk anggaran belanja negara, presiden mengatakan bahwa esensi dari anggaran adalah anggaran akan digunakan untuk kesejahteraan rakyat, yang berarti penggunaannya diperuntukan bagi kesejahteraan rakyat, mengurangi pengangguran, dan kesenjangan sosial.
“Oleh karena itu, pemerintah menggunakan berbagai cara untuk memperkuat anggaran negara seperti memperkuat basis pajak misalnya melalui program amnesti pajak, surat berharga Sariah negara (SBSN), atau obligasi negara,” ungkapnya.
Presiden juga menyatakan bawa Indonesia harus bangga bahwa obligasi syariah adalah penerbit obligasi negara terbesar dalam kurs dollar AS.
Sampai dengan November 2016, penerbitan SBSN di pasar internasional mencapai 10,15 milyar US Dollar.
“Artinya apa? Kita punya potensi besar dan memainkan peran penting dalam pengembangan dan peningkatan kesejahteraan rakyat Indonesia,” tambah Jokowi.
Presiden lebih lanjut lagi mengatakan bahwa Indonesia telah memiliki berbagai macam obligasi syariah (sukuk), sehingga ada banyak alternatif untuk berinvestasi.
Jokowi juga menunjukkan bahwa pada tahun 2015 dan 2016 sebanyak Rp20.8 triliun dari sukuk telah digunakan untuk membangun jalur kereta api, termasuk jembatan yang bermanfaat bagi masyarakat.
Kemudian (sukuk) juga digunakan untuk membangun fasilitas dari lembaga pendidikan tinggi dan merehabilitasi berbagai bangunan termasuk untuk persiapan perjalanan ibadah Haji” tambah Jokowi. (as)