Siapa sih yang tak ingin punya keturunan? Setiap pasangan halal pasti mendambakan buah hati sebagai penerus keturunan mereka. Sebuah rumah tangga kurang lengkap tanpa kehadiran sosok bayi mungil beserta suara tangis dan tawanya yang pasti semakin menumbuhkan cinta.
Ketika telah memiliki anak pastilah orangtua akan melakukan apapun demi keberlangsungan hidup anak-anak mereka. Mulai dari proses melahirkan yang rela dilalui para ibu meski bertaruh nyawa. Memenuhi kebutuhan sandang dan pangan bahkan biaya kesehatan serta pendidikan. Tak peduli perkembangan jaman yang kebutuhan ekonominya kian besar, anak-anak akan tetap diharap sebagai anugerah Yang Maha Kuasa.
Begitupun ketika anak sakit terlebih lagi seorang bayi mungil, pastilah orangtua merasa sangat sedih dan tak tega. Namun siapa sangka di China ada saja orang-orang yang sepenuh hati tega memperjualbelikan bayi. Bahkan memperlakukan mereka secara tak manusiawi ketika masih belum “laku”.
Kasus Jual Beli Bayi
Sudah banyak yang tahu jika bayi bisa menghasilkan pundi-pundi uang. Dengan cara menjual atau sekadar menyewakan. Negara yang pertama diketahui memiliki pabrik bayi adalah India. Namun negara-negara lain turut mengikuti jejaknya. Pihak terkait melakukannya secara ilegal. Salah satu kasus pabrik bayi ini pernah terkuak tahun 2015, dimana polisi China mengamankan 37 bayi terlantar dari sebuah gedung kumuh setelah menerima laporan warga yang sering mendengar tangisan bayi-bayi.
Kondisi kesemua bayi tersebut sangat memprihatinkan. Tak satupun dari mereka dalam kondisi sehat. Karena diketahui bahwa bayi-bayi malang tersebut hanya mendapat makanan sisa dan mie meski seharusnya diberi ASI. Dan yang lebih memilukan lagi adalah ketujuh bayi di antaranya divonis mengidap virus HIV dan AIDS.
Ibu Bayi yang Siap Dibayar
Pihak “pabrik” mencari wanita-wanita miskin atau nakal yang sangat butuh uang untuk mau melahirkan bayi. Setelah bayi lahir kepemilikan berpindah tangan pada pihak “pabrik”. Sementara para ibu tak bertanggung jawab lagi akan keberlangsungan hidup si bayi setelah mendapat uang yang mereka harapkan. Sayangnya mayoritas para ibu itu mengidap penyakit seksual sehingga sangat mungkin untuk menular pada bayi-bayinya.
Hasil investigasi menyatakan bahwa imbalan untuk para wanita tersebut mencapai Rp 100-180 juta dalam sekali melahirkan. Bukan nominal yang kecil memang. Sehingga wanita-wanita tersebut langsung tergiur dan tidak begitu mempedulikan anak-anak yang mereka lahirkan kemudian.
Pabrik Bayi yang Digerebek
Polisi China berhasil menangkap sekiranya 103 orang yang terlibat. Sedangkan kondisi pabrik sendiri memang membuat orang geleng kepala karena saking sulit dipercaya. Tempat tersebut sangat kumuh dan tidak baik bagi pertumbuhan bayi secara normal. Bahkan publik menganggap tempat tersebut lebih cocok dijadikan gudang alat berat. Pantas saja bayi-bayi di dalamnya pun turut mendapat akibat buruknya. Padahal bayi-bayi malang tersebut hendak dijual lagi pada para pengadopsi.
Sedangkan hukuman berat bagi para pihak yang terlibat adalah hukuman mati. Hukuman tersebut memang pantas. Terlebih bagi pihak yang telah menjual sedikitnya 3 anak.
Tuntutan ekonomi di semua negara memang bisa membutakan hati siapapun yang ingin hidup tak kekurangan. Keputusasaan seringkali menjadi pemicu tindakan-tindakan kriminal. Kasus jual beli bayi dan anak sering terjadi melalui kasus penculikan. Namun siapa sangka sekarang otak manusia makin cerdas saja dengan membeli bayi dalam kandungan ibunya untuk kemudian dijual kembali dengan keuntungan tinggi.
Hal yang sangat perlu bagi semua pihak adalah kewaspadaan. Bagi para orangtua utamanya. Harus sangat hati-hati dalam menjaga, merawat, mendidik, dan melindungi buat hati tercinta.