Menu

Mode Gelap
Seorang Kakek di Langsa Lecehkan Sembilan Bocah Pekan Ini, Pagelaran Budaya Aceh Terpusat di Kota Langsa Proyek Jalan Alue Gadeng-Alue Punti di Kecamatan Birem Bayeun Mangkrak PPA Langsa Sosialisasi Penanganan KDRT Terdampar di Aceh, 230 Etnis Rohingya Butuh Tempat Penampungan

Aceh · 3 Des 2020 13:12 WIB ·

Menjemput Profesional di “Bumi Sepakat Segenep”


 Menjemput Profesional di “Bumi Sepakat Segenep” Perbesar

Wartanusa.id – Tiga wartawan menjemput profesional di Kabupaten Aceh Tenggara (Agara) mengikuti Uji Kompetensi Wartawan (UKW) muda.

Semangat meningkatkan kemampuan di dunia jurnalistik membawa mereka dari Langsa melewati sejumlah kota yang akan dilalui.

Kutacane merupakan ibu kota berjuluk “Bumi Sepakat Segenep” yang menjadi tujuan tiga sejawat itu.

Saya, Ryan Mufti (wartanusa.id) salah satu dari mereka yang mengikuti uji kompetensi yang dilaksanakan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) setempat.

Sementara dua sejawat lainnya Edi Anwar (Portal Aceh) dan Syafrul (Berita Merdeka).

Di tengah guyuran hujan tak menyurutkan semangat, aku bergegas menuju terminal angkutan.

Langsa, 26 November 2020 tepat pukul 22.00 WIB perjalanan itu dimulai, ditumpangi angkutan umum dari tugu lantas, sebutan tempat kendaraan umum bersandar di kotaku.

Tiga sejawat duduk sebaris dengan penuh harapan sampai tujuan. Tak hanya menapaki, sesampai disana nantinya akan disuguhkan 10 mata uji untuk berhasil dituntaskan.

Semilir angin malam menyejukkan tubuh dari sela jendela kendaraan yang ditumpangi.

L-300 itu melaju pesat sekira 60-100 Km/jam dengan jarak tempuh sekira 340 Km.

Tiga jam lebih perjalanan dilalui, kendaraan yang kami tumpangi menepi di salah satu rumah makan di bilangan Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut).

Cacing di perut berontak, kami pun menyicipi makanan seadanya dengan menyeruput kopi sachet.

“Kopi ini serasa teh,” celoteh Syafrul, karena memang rasanya manis pekat di lidah, biasanya di Aceh kami disuguhkan kopi yang dipisah dengan gulanya.

20 menit berlalu, aba-aba kondektur memaksa kami bergegas. Perjalanan dilanjutkan, malam nan larut, jalan berliku, dingin menusuk dan perut yang kenyang membuatku tertidur dengan pulasnya.

Pukul 06.30 WIB aku terjaga, kami sudah berada di jalan Kutacane-Tigabinanga, Sumut, Kabupaten Karo, sekira 1 jam lebih sampai tujuan.

Tiba di lokasi tepat pukul 08.10 WIB, dihantarkan supir di depan Wisma Pendidikan Kabupaten Aceh Tenggara, Cabang Dinas Pendidikan Aceh. Di situlah penginapan dan UKW dilaksanakan.

Foto : Lokasi UKW 11, Wisma Dinas Pendidikan Aceh, Cabang Kabupaten Aceh Tenggara.
Foto : Lokasi UKW 11, Wisma Dinas Pendidikan Aceh, Cabang Kabupaten Aceh Tenggara.

Sejenak menghampiri lobi meminta kunci kamar dengan panitia. “Belum banyak peserta yang datang,” kata kakak receptionis.

Kami berlalu, mengemas perlengkapan di kamar wisma. Cacing di perut kembali berontak, dengan berjalan kaki, kami keluar mencari sarapan sekaligus menyeruput nikmat kopi di kota itu, jauh berjalan bersualah tempat dimaksud.

Sempat berbicang dengan warga sekitar, ternyata, di kota ini terdapat banyak objek wisata, termasuk di seputaran wisma tempat kami istirahat.

“Itu disitu ada Bukit Cinta, kalau disitu ada sungai, biasa orang suka bawa keluarga duduk di pinggir sungai itu sambil main air,” katanya menunjuk tempat wisata dimaksud.

Berbeda dari daerah asalku, Kutacane rupanya dikelilingi gunung berselimut kabut, karena sedang musim hujan.

Foto : Edi Anwar (Portal Aceh), Ryan Mufti (wartanusa.id) dan Syafrul (Berita Merdeka).
Foto : Edi Anwar (Portal Aceh), Syafrul (Berita Merdeka) Ryan Mufti (wartanusa.id).

Kami pun menikmati kopi ditemani desiran air sungai yang mengalir, sebelum nantinya melakukan registrasi peserta untuk berkompetesi menjadi wartawan muda.

 

Kisi-kisi UKW

Jum’at, 27 November 2020, sekira pukul 12.00 WIB lantunan ayat suci Al Qur’an mulai terdengar, pertanda waktu Sholat Jum’at akan dilaksanakan.

Kami bergegas menyucikan diri, bersiap menuju mesjid menunaikan 2 raka’at di hari raya mingguan umat islam, Hari Jum’at.

Setelahnya, para peserta pun mulai ramai, terlihat pengurus PWI Aceh bersama panitia lokal berbincang di lobi. Kami menghampiri dan ikut berbaur.

Salah satu dari mereka tak asing bagiku. Ia Kepala Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI) PWI Aceh, Iranda Novandi, kami bertanya tentang bagaimana menghadapi UKW esok harinya.

Sejumlah gambaran mata uji pun disampaikannya di hadapan sejumlah para peserta, “UKW itu adalah pembuktian kompetensi bagi wartawan, kalian memang wartawan tapi perlu diuji dan dibuktikan,” singkatku merangkum penjelasannya.

Sore pun berganti malam.

Para penguji yang telah di sertifikasi Dewan Pers satu-persatu tiba di lokasi tempat UKW esok akan dilaksanakan.

Foto : Breafing dengan penguji UKW.
Foto : Breafing dengan penguji UKW.

Masing-masing mereka, Prof Rajab Ritonga merupakan Direktur UKW PWI Pusat, M. Syahrir Ketua PWI Sumut periode 2010-2015 saat ini juga menjabat Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Sumut.

Selanjutnya, T. Haris Fadhillah, Dr. Dedi Syahputra, Hermansjah Ketua PWI Sumut 2015-2020 dan terakhir Ketua PWI Aceh, Tarmilin Usman.

Keenam nya telah siap menguji 35 calon wartawan muda di “Bumi Sepakat Segenep”, Kabupaten Agara, Kutacane.

Malam itu, dipimpin Prof Rajab mengumpulkan peserta untuk diberikan pengarahan dan pembagian kelas.

Tak jauh beda dengan apa yang diarahkan Kepala SJI PWI Aceh.

“Wartawan harus mengikuti UKW agar memahami kode etik jurnalistik dan lebih profesional,” seperti inilah kira-kira rangkuman pernyataan Prof Rajab malam itu.

Setelahnya, tiba pembagian kelas dan diriku berada di kelas penguji M. Syahrir bersama lima lainnya, Satiran dari Aceh Tengah (LPP RRI), Musliadi dari Aceh Jaya (Berita Merdeka), Armentoni dari Aceh Tenggara (Harian SIB), Zamzami dari Aceh Timur (Klikkabar) dan Bustanuddin (Waspada.co.id).

 

Seremonial “Molor”

Pagi itu, Sabtu 28 November 2020, tak biasa, aku terbangun lebih cepat dari biasa, menyambut pagi yang sejuk.

Setelah mandi dan menunaikan 2 raka’at, diriku dan dua teman sekamar bergegas menuju ruang santap pagi yang nantinya menjadi tempat UKW kami.

Seperti biasa, menunggu penguasa daerah, Seremonial pun “molor”. Semua menunggu kehadirannya, sebagai penghormatan kegiatan ini resmi dibuka.

Beberapa saat kemudian, sekira Pukul 10.15 WIB Bupati hadir, semua hadirin memenuhi ruangan.

Foto : Bupati Agara, Raidin Pinim membuka acara.
Foto : Bupati Agara, Raidin Pinim membuka acara.

Lantunan ayat suci Al Qur’an menandai dimulainya acara, dilanjutkan laporan panitia, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo), Zul Fahmy, S.Sos., sambutan dari Ketua PWI Aceh, Tarmilin Usman, sambutan Ketua PWI Pusat, Atal S Depari dan dibuka oleh Bupati Aceh Tenggara, Raidin Pinim. UKW ke 11 Aceh Tenggara resmi dibuka.

 

UKW Dimulai

Tak membuang waktu, selepas seremoni, penguji memanfaatkan kondisi, semua kelas langsung dihadapkan 2 mata uji, yakni, mencari bahan liputan terjadwal dan wawancara cegat (door stop).

Peserta mulai panik, semua berusaha meluncurkan pertanyaan karena memang itulah tugas wartawan, mencari angle (sudut pandang) berita dari narasumber saat temu pers.

Foto : Sesi wawancara cegat (door stop).
Foto : Sesi wawancara cegat (door stop).

Tapi inilah ujiannya, kami harus memanfaatkan kesempatan agar terkesan memang sudah layak dan berkompeten.

Singkat cerita, Hari ini sebagian besar kelas menyelesaikan 7 mata uji. Masing-masing menerima nilai dengan beragam rasa, apabila nilai kurang dari 70 sudah pasti panik dan hilang semangat.

Semoga tak silaf mata, dakupun sumringah tak satupun mata uji yang kuraih kurang dari 70.

Hari pertama pun berlalu, besok akan dilanjutkan 3 mata uji yang tersisa. Celoteh peserta menggema di tiap sudut wisma. Panik sudah pasti.

 

Lanjutan UKW

Ahad, 29 November 2020, akibat kelelahan, diriku terbangun setelah matahari sedikit menganga, kulihat dua sejawat di kamarku sudah tak di kasurnya. Aku bergegas sekenanya.

Sampai di ruang makan, hidangan telah tersedia, waktu menunjukkan pukul 07.30 WIB, masih tersisa 30 menit dari kesepakatan masuk kelas usai uji kemarin.

Secepat kilat kusantap sarapan, berharap tepat waktu, tanpa aba-aba cigarette (rokok) di saku kuambil, kubakar dan kuhisap dengan nikmat.

Tepat pukul 08.00 WIB, bersama teman lain kami siap menerima penguji, sesaat M. Syahrir tiba.

Memulai ujian, penguji memberi arahan, mata uji lanjutan memahami kode etik jurnalistik (KEJ), undang-undang (UU) dan aturan terkait pers lainnya.

Masih segar, 3 mata ujipun berlalu. Peluh terasa, kelas UKW kami usai, begitupun kelas peserta lainnya.

Kembali sumringah, diperlihatkan langsung untuk disetujui, nilaiku cukup. Aku berkompeten. “Alhamdulillah,” seruku dalam hati.

 

Penutupan UKW

Dibuka, pasti ditutup. Siang itu, panitia menyusun tertib acara secepat kilat, Kadiskominfo setempat memasuki ruangan. Acara dimulai.

Sebelumnya, melalui salah seorang penguji, T. Haris Fadhillah, panitia memanggilku. Mereka meminta kesediaanku menyampaikan pesan dan kesan mewakili peserta UKW, tak luput, sedikit pesan pun diselipkan panitia untuk disampaikan.

Tersipu, akupun menyambutnya. “Tersulut puas dengan hasil yang dituliskan penguji di lembar ujiku,” seperti itulah ungkapan hatiku berbisik.

Sesaat ruangan hening, protokol membaca tata tertib, dimulai lagu wajib “padamu negeri” namaku pun disebut. Aku maju dengan percaya diri, pesan dan kesan kusampaikan.

Foto : Ryan Mufti (wartanusa.id) menyampaikan pesan dan kesan mewakili peserta UKW 11 Aceh Tenggara, Kutacane.
Foto : Ryan Mufti (wartanusa.id) menyampaikan pesan dan kesan mewakili peserta UKW 11 Aceh Tenggara, Kutacane.

“Mantap bang, berapi-api abang bicara, keren,” kata salah seorang peserta yang juga teman sekamarku, Satiran (LPP RRI) dari Aceh Tengah.

Aku berdecak, “rupanya jiwa aktifisku tak bisa hilang,” meski tak terucap, karena khawatir dicibir pongah.

Salah seorang penguji, T. Haris Fadhillah menaiki podium, mengumumkan hasil UKW, terdapat 33 dari 35 peserta yang mengikuti uji sampai selesai. “Dari 33, 25 dinyatakan kompeten, 8 belum berkompeten,” kata Haris dibalik pengeras suara itu.

Siang itu, satu-persatu pun berpisah untuk kembali ke kampung halamannya.

 

Kembali ke Langsa, Diriku Optimis Meraih Kompetensi

“Habis magrib nanti kami jemput ya,” demikian ungkapan supir dibalik seluler Syafrul memesan angkutan pulang.

Waktu tersisa di Kutacane tak disia-siakan, kami beranjak mengunjungi icon bumi “Sepakat Segenep” tepat berada di jantung kota, Masjid Agung At Taqwa namanya, kamipun tunaikan 4 raka’at sambil menikmati arsitektur keindahan masjid bersejarah itu.

Foto : Masjid Agung At Taqwa, Kabupaten Aceh Tenggara, Kutacane.
Foto : Masjid Agung At Taqwa, Kabupaten Aceh Tenggara, Kutacane.

Bangunan itu megah, didalamnya berdiri sejumlah pilar kokoh. Dindingnya berukir kaligrafi indah yang khas.

Sementara bagian luarnya terdapat 4 menara, 1 kubah induk dikelilingi 4 kubah diantara 4 menara serta ukiran khas Alas bergaya Eropa, Turki dengan luas bangunan mencapai 2.700 meter persegi.

Setelahnya, kami berlalu menyeruput kopi di bilangan kota tersebut.

Matahari mulai terbenam, kami kembali ke wisma, berkemas, menghampiri lobi menyerahkan kunci kamar, L-300 tiba, kali ini kami pulang ber 4, bersama satu teman lainnya tujuan Aceh Tamiang, Sutrisno/Wiro Nalar (KBA One).

Mulai perjalanan, kami tak duduk sebaris, di belakang supir diriku bersama Sutrisno, dibelakangnya lagi Edi Anwar dan Syafrul. Khawatir mabuk, kami menepi membeli obat anti mabuk.

Peristiwa lucu itu terjadi, salah seorang dari kami tertinggal. Terbahak, setelah salah seorang kami pun tersadar, ntah apa yang di fikirkan Syafrul, teman sebangkunya tertinggal di Apotek. Ha ha ha.

Selularku berbunyi, telepon itu dari om Edi, nama di hp ku untuknya. Mobil berbalik menjemputnya, puas tertawa, kami hening, menjaga perasaan meski hati terbahak-bahak.

Alihkan pembicaraan, sekenanya bercerita pengalaman saat uji berlangsung, lelah terasa, hening, kamipun memejamkan mata.

Lima jam lebih perjalanan, sampailah di warung yang sama saat berangkat pergi tiga hari lalu. Seperti biasa dengan perut keroncongan kami santap makanan itu, 30 menit berlalu perjalanan dilanjutkan.

Senin, 30 November 2020 sekira pukul 05.56 WIB. Kami tiba di Langsa. Pulang dengan puas, memperoleh hasil kompeten sebagai wartawan jenjang muda.

Artikel ini telah dibaca 295 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Brimob Evakuasi Korban Laka Tunggal

14 Juli 2025 - 20:11 WIB

Pukat Trawl Tangkap Ikan di Selat Malaka, Yakata Desak KKP Bertindak

13 Juli 2025 - 19:51 WIB

Ilustrasi

Wali Kota Ajak Wali Murid Antar Anak di Hari Pertama Masuk Sekolah

13 Juli 2025 - 16:10 WIB

Wali Kota Langsa Jeffry Sentana.

Pertina Langsa Boyong Tiga Medali Pra PORA

13 Juli 2025 - 13:02 WIB

Pukat Trawl Terpantau Beroperasi di Perairan Selat Malaka

13 Juli 2025 - 00:58 WIB

2.146 Siswa Fakir dan Yatim di Kota Langsa Terima Seragam Sekolah Gratis Tambahan

12 Juli 2025 - 18:13 WIB

Trending di Aceh