Wartanusa.id – Langsa | Ketua Pengurus Daerah II Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Langsa, Mukris Jumadi mengharapkan calon Ketua DPD I Partai Golkar Aceh harus merupakan kader partai.
“Saya menolak calon Ketua DPD I Partai Golkar dari luar kader, karena untuk menjaga solidaritas serta kaderisasi. Partai Golkar harus dipimpin oleh kader partai. Dorongan untuk menjadikan sosok eksternal atau non kader sebagai Ketua DPD I Partai Golkar adalah hal yang keliru,” tegas Ketua PD II AMPG Langsa, Mukris Jumadi, kepada wartanusa.id, Sabtu (19/07/2025).
Mukris menegaskan, bahwa Partai Golkar adalah rumah besar yang terbuka bagi siapapun. Akan tetapi, hal itu bukan mengabaikan mekanisme dan tahapan yang menjadi bagian dari proses pembinaan kader.
“Apalagi, jika ada upaya untuk menjadikan orang luar kader sebagai Ketua Partai Golkar tanpa melalui kaderisasi yang sah,” ujar Mukris lagi.
Anggota DPRK Langsa ini menuturkan, diskresi itu bukan hal yang tabu, dan Golkar adalah partai terbuka. Tetapi, berharap langsung dapat diskresi lalu jadi ketua tanpa melalui proses kaderisasi, itu terlalu naif.
Politisi muda ini kembali menegaskan, bahwa diskresi memang diatur dalam AD/ART Partai Golkar. Namun, bukan berarti siapapun yang mendapatkan diskresi otomatis bisa menjadi Ketua DPD Partai Golkar.
“Tetap harus ada proses pertarungan yang sehat, karena pada akhirnya keputusan ada di tangan para pemilik suara,” kata Mukris lagi.
Lanjut Mukris, para pemilik suara akan memilih kader terbaik, apalagi jika ada kader yang sudah memenuhi syarat tanpa diskresi. Dan, para pemilik suara tahu betul siapa yang layak dipilih untuk memimpin Partai Golkar.
“Sosok pemimpin yang dibutuhkan Partai Golkar sebagai bagian penting dalam perjuangannya. Justru bukan sebaliknya calon pemimpin yang hanya memerlukan partai semata,” jelasnya.
Menurut Mukris, saat ini banyak kader internal Partai Golkar Aceh yang mumpuni dan siap memimpin partai ke arah yang lebih baik. Seperti, Andi HS, Teuku Raja Keumangan (TRK), Ali Basrah dan Lukman CM.
“Mereka adalah figur-figur yang tumbuh dari rahim partai, mengenal dinamika akar rumput dan telah melalui proses politik yang panjang. Sudah saatnya kita beri peluang kepada kader tulen untuk memimpin. Ini soal konsistensi kaderisasi dan konsolidasi internal bukan sekedar ambisi,” tambahnya.
Mukris mengajak dan mengingatkan kepada seluruh kader baik dalam struktur partai, legislatif maupun eksekutif untuk tetap menjaga kekompakan dan tidak mudah terpecah hanya karena beda pilihan.
Mukris menyayangkan dan menyesalkan adanya diksi-diksi negatif yang sengaja dihembuskan oleh pihak tertentu untuk memecah belah kesolidan kader menjelang Musda.
“Kita jangan mau dipecah belah dengan narasi destruktif. Ini era digital, semua orang bisa mengakses informasi. Kader harus bijak dan dewasa dalam menyikapi dinamika,” ujarnya lagi.
Mukris mengajak kepada seluruh kader untuk tidak melupakan akar budaya.”Politik seperlunya, silaturahmi selamanya. Jangan dibalik. Karena, akan ada saatnya masa-masa berpolitik itu selesai. Dan jika semuanya selesai, maka kita akan kembali kepada keluarga dan teman-teman.
“Maka jangan pernah rusak silaturahmi hanya karena urusan kursi. Politik jangan merusak ikatan persaudaraan. Solidaritas, loyalitas dan keakraban sesama kader adalah fondasi penting yang tidak boleh dikorbankan demi kepentingan sesaat,” tegas Mukris lagi.
Mukris menegaskan lagi, konsolidasi dan penguatan struktur partai adalah hal yang mutlak dilakukan guna menjadikan Golkar sebagai partai solid dan berpengaruh.
“Saya mengajak kepada seluruh kader Golkar baik yang anggota DPR RI, DPRA, DPR kabupaten/kota, dan pengurus DPD di seluruh kabupaten/kota untuk fokus bekerja membangun daerah. Jadikan Golkar sebagai partai yang dipercaya oleh masyarakat,” pungkasnya.