Wartanusa.id – Nama organisasi massa Front Pembela Islam (FPI) belakangan ini semakin mencuat berawal dari aksi mereka yang memprotes agar gubernur petahana DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok segera diadili terkait kasus penodaan agama yang menyeret nama Ahok ke meja hijau. Kemarin, FPI lagi-lagi menunjukkan aksinya kali ini dengan mangadakan protes di depan Mabes Polri perihal menuntut pencopotan Kapolda jawa Barat terkait inisiden yang melibatkan FPI dan GMBI yang diketahui dibina oleh Kapolda Jawa Barat.
Sementara itu, imam besar Front Pembela Islam, Rizieq Syihab menyatakan ia akan melaporkan Presiden Kelima Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri atas tuduhan penghujatan terhadap agama islam. Dan yang paling baru kasus yang menyeret nama Habib Rizieq serta FPI adalah salah satu raksasa media sosial, Twitter menutup akun pribadi Habib Rizieq @syihabrizieq dan akun resmi FPI @dpp_fpi.
Mengetahui akun resminya ditutup secara sepihak oleh Twitter, FPI pun langsung membuat akun baru yakni @dpp__fpi dan membuat pernyataan bahwa FPI jika periu akan membuat ribuan akun baru agar suara mereka didengar. Namun akun baru FPI tersebut juga langsung ditutup oleh Twitter.
Dalam rilis pemberitaannya, Twitter Indonesia tidak menerangkan penyebab mengapa akun resmi Front Pembela Islam ditutup, namun mereka menyebutkan secara umum penyebab mengapa suatu akun bisa ditutup. “Dalam rangka untuk menciptakan rasa aman dan kenyamanan bagi pengguna di Twitter, kita dapat menangguhkan akun yang melanggar aturan. Akun Twitter bisa kami tutup berdasarkan laporan yang kami terima dari pengguna melalui prosedur kami untuk melaporkan pelanggaran”, jelas Twitter.
“Laporan-laporan yang masuk diproses secara seksama oleh tim kami di San Fransisco (Amerika Serikat) dan Dublin (Irlandia). Jika terbukti melanggar Peraturan Twitter, maka sebuah akun dapat ditangguhkan,” begitu bunyi lanjutannya.
Lelah karena setiap akun baru langsung ditutup, FPI lewat pengumumannya menghimbau kepada loyalis FPI untuk memboikot dan tidak menggunakan Twitter karena dinilai tidak suka dengan syiar dan dakwah yang dilakukan FPI.
Tidak hanya itu dalam pengumuman tersebut FPI menghimbau bagi anggota FPI yang bermukim di Amerika Serikat untuk melakukan aksi demo besar-besaran di kantor Twitter. Sebenarnya FPI masih memiliki media untuk menyiarkan seruannya yakni di Instagram. Semoga saja Instagram masih memperbolehkan FPI menyiarkan ajakannya.
(as)