Kerinci, Wartanusa.id – Desa Pematang Lingkung Kecamatan Batang Merangin Kabupaten Kerinci Sabtu (14/12//19), Masyarakat Pematang Lingkung di hebohkan oleh oknum Kades yang berlagak Koboy.
Dia (kades.red) diduga berlaku tak pantas pada Masyarakat Desanya sendiri, menganiaya hingga menyebabkan korban syok. Pelaku yakni Kades Pematang Lingkung yang sehari-hari kerap di sapa pak Anton yang diduga sengaja melakukan penganiyaan.
Dikonfirmasi pewarta, penduduk setempat yang tidak mau di sebutkan namanya, menerangkan kepada penulis, kejadian ini berawal dari menghibahkan tanah untuk pembuatan jalan setapak.
Kata dia, “menurut pak Kades, pak misdiharto menghibahkan tanahnya sebanyak 6 meter, untuk pembuatan jalan setapak, di Daerah Pematang Lingkung tersebut, sedangkan pak misdiharto hanya ingin menghibahkan tanahnya, sebanyak tiga meter saja,” ujarnnya.
Masih sumber, sambung dia, “Hibah kepada Desa Pematang Lingkung, di hari Sabtu pagi pak Misdiharto bersama anak istrinya pergi mematok tanah sebanyak tiga meter yang akan di hibahkannya kepada masyarakat setempat untuk di buatkan jalan setapak.” Ujarnya.
Lanjut dia, pada waktu yang berbeda datanglah pak Anton selaku Kades Pematang Lingkung menemui pak Misdiharto di lokasi tanah tersebut, maka terjadilah cekcok mulut dan penganiyaan terhadap Misdiharto, sehingga menyebabkan korban Misdiharto di bawa ke rumah sakit sungai penuh untuk melakukan pengobatan secara medis.
Selang waktu berbeda lanjut sumber, pak Anton (kades.red) menemui korban untuk meminta maaf atas kekhilafannya yang telah menyebabkan Misdiharto di rawat di RSUD MH.A Thalib Sungai Penuh, secara kekeluargaan Keluarga Misdiharto sepakat memberikan maaf kepada Kades Pematang Lingkung tersebut, terang sumber. Namun, Misdiharto beserta Keluarga juga melaporkan Kades ke Polsek Batang Merangin dengan membawa bukti pengobatan dari Medis agar hukum benar-benar ditegakkan.
Di lain tempat, sumber terpercaya media ini berinisial A sekaligus dia menyebutkan secara rinci terkait Misdiharto, saksi sudah di panggil oleh Kapolsek Batang Merangin, penulispun menemui korban Misdiharto di kediamannya di Desa Pematang Lingkung.
“Ya benar ada kejadian tersebut telah menimpa saya dan di waktu itu anak dan istri saya juga menyaksikan hal tersebut sedangkan anak saya masih berumur tiga tahun hingga menyebabkan trauma hingga saat ini, begitupun dengan istri saya sampai saat ini tidak mau banyak bicara karena masih dalam keadaan trauma atas kejadian kemarin.” Katanya.
“Karena keterbatasan keadaan ekonomi, saya memutuskan untuk secepatnya pulang dari rumah sakit, dan di infus oleh dokter terdekat saja,” ungkap Misdiharto kepada media ini (24/12/19) dikediamannya.
Dalam kondisi sakit-sakitan, Misdiharto mengatakan, SP2HP sudah diterimanya dari Polsek Batang Merangin, dia sangat berterima kasih atas tindak lanjut laporan penganiyaan terhadap dirinya, dan dia berharap kepada Penegak Hukum untuk menjalankan tugas sesuai dengan ketentuan dan Peraturan yang telah ditetapkan. (Mano/Red)