Wartanusa.id – Insiden massa yang marah dan main hakim sendiri ketika menangkap pencuri sudah umum terjadi di negeri kita ini. Seorang bocah di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat mungkin saja bisa menjadi salah satu korban amuk massa dan main hakim sendiri kalau bukan aksi perlindungan yang diberikan oleh salah seorang anggota polisi yang berani.
Insiden tersebut terjadi pada 29 Desember lalu dan kejadian tersebut diunggah ke halaman Facebook milik Divisi Humas Kepolisian Indonesia. Menurut laporan tersebut, bocah berusia 18 tahun berinisial SH tengah mengendarai sepeda motor melalui desa Kilang Lombok Timur dalam perjalanan untuk membeli beberapa cabai ketika ia melihat dua ekor ayam tanpa pengawasan dekat jalan. Dia meraih ayam tetapi dilihat oleh pemilik ayam yang mencoba mengejar dia.
SH pun panik dan berusaha melarikan diri dengan sepeda motor, namun laju motornya harus diperlambat karena perbaikan jalan. Penduduk setempat yang melihat pemilik ayam tengah mengejar SH dan menyadari apa yang SH yang telah lakukan. Mereka dengan cepat menangkap pemuda malang itu dan beberapa dari mereka mulai memukuli bocah tersebut.
Sedangkan yang lain melaporkan kejadian ini kepada petugas setempat bernama Bripka Supriadi. Supriadai baru saja bertugas di daerah tersebut sejak tiga bulan yang lalu.
Bripka Supriadi pun langsung meluncur ke TKP dan melihat bahwa SH tengah dipukuli oleh massa. Dia segera menerobos kerumunan massa dan memeluk SH seraya melindunginya dari amuk massa. Supriadi memohon kepada massa untuk tidak main hakim sendiri dan membiarkan bocah malang tersebut diproses oleh hukum atas perbuatannya.
Supriadi juga telah meminta bantuan dan segera setelah polisi tiba massa pun bubar. Polisi langsung membantu mengevakuasi SH ke kantor polisi terdekat.
SH tetap dalam tahanan polisi sementara kasusnya sedang ditangani. Keluarganya datang mengunjunginya dan mencari Supriadi untuk mengucapkan terima kasih kepada karena sudah melindungi SH dan mungkin menyelamatkan hidupnya.
Kapolda Nusa Tenggara Barat Omar Septono mendengar tentang keberanian Supriadi dan memberinya penghargaan dalam melaksanakan tugas-tugasnya dengan kehormatan dan profesionalisme.
Bripka Supriadi merupakan contoh dari banyaknya polisi yang memiliki jiwa heroic. Sebelumnya ada Bripka Seladi, petugas polisi di Malang yang dipuji tahun lalu di samping sebagai polisi ia juga memulung sampah dengan alasan menolak untuk menerima suap dan Kepala Kepolisian Sragen Cahyo Widiarso, yang melarang FPI dan menolak untuk membiarkan mereka melakukan sweeping di salah satu supermarket dalam sebuah video yang menjadi viral bulan lalu, adalah sebagai bukti bahwa sebenarnya ada banyak polisi teladan di Indonesia yang bersedia mengambil risiko besar untuk melakukan hal yang benar.
Tonton video aksi Bripka Supriadi di bawah ini
(as)