Wartanusa.id – Jambi | Dinas Kesehatan se Provinsi Jambi melakukan rapat koordinasi dalam rangka menyambut Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) 2022 di Meeting Room Hotel Ratu. Jum’at (13/05/2022).
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jambi dr. Feri Kusnadi mengatakan koordinasi dengan Dinkes Kabupaten/Kota ini dalam rangka evaluasi menjelang pelaksanaan BIAN yang akan di Launching secara nasional mulai 18 Mei mendatang.
Dijelaskan dr Feri, BIAN merupakan program nasional sebagai perangsang gerakan imunisasi rutin yang selama ini terjadi penurunan karna dampak dari Covid-19 yang melanda.
Dari data, penurunan imunisasi lengkap anak cukup drastis dari 102.77 % pada 2019 menjadi 86.20 % pada 2021.
“Untuk itu, pada momentum BIAN ini kita harus gerakan secara maksimal, agar anak-anak mendapatkan haknya dari potensi Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Apa lagi beberapa kasus campak sudah ditemui di Jambi. Ini harus menjadi warning bagi kita, untuk menyelamatkan anak-anak kita, dan akan menjadi amal ibadah bagi kita,” tegas dr Feri.
Sementara itu, Kasie Surveilance dan Imunisasi Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, dr. Dini Silvia menuturkan bahwa untuk mewujudkan kesuksesan BIAN di Jambi, perlu kerjasama yang baik secara berjenjang.
“Kita faham kondisi pendanaan menjadi kendala. Tapi tentu kita bisa lakukan hal terbaik dengan kondisi yang ada sekarang ini. Surat dukungan dari mulai Pusat Kemdikbud, Kemendagri dan PKK turun untuk ikut mendukung pelaksanaan BIAN ini.
“Tinggal kita bangun dan advokasi ke Pemangku kebijakan di Daerah kita masing-masing. Kita juga punya sumber dana BOK yang bisa jadi salah sumber pendanaan kita. Insya Allah jika kita lakukan dengan maksimal, BIAN di Jambi akan berdampak Positif,” tukasnya.
Dari pertemuan tersebut, menghasilkan keputusan mulai dari Mikroplaning Puskesmas, penentuan sasaran, pos imunisasi, rantai dingin distribusi imunisasi, hingga pelaporan manual hingga online melalui aplikasi Asik.
“Begitupun kita perlu mengisi kesiapan BIAN melalui aplikasi original net animation (ONA) mulai puskesmas, Kabupaten/kota hingga Provinsi,” tutup dr. Dini.