Wartanusa.id – Pemain legendaris serta pelatih veteran Gianfranco Zola baru-baru ini mengungkap pernyataan yang menarik mengenai tim The Fox, Leicester City. Seperti diketahui, Leicester City membuat gebrakan pada tahun lalu dengan menunjukan aksi yang begitu apik sepanjang musim English Premier League musim 2015/16. Minggu demi minggu berada di peringkat puncak klasemen, tim dari Leicester, Inggris tersebut pun akhirnya membawa pulang gelar juara EPL 2015.
Prestasi yang begitu membanggakan tersebut didapat setelah Claudio Ranieri masuk sebagai pelatih di King Power Stadium pada musim panas 2015 lalu. Sayangnya, keunggulan tersebut tak bertahan lama.
Musim ini, Leicester City seakan kehilangan keberuntungan yang didapat sepanjang tahun lalu. Si Rubah, tak hanya menunjukan performa mengecewakan di atas lapangan hijau, namun juga menuai prestasi buruk hingga paruh akhir musim ini. Dari 24 pertandingan sepanjang musim di Liga Premier Inggris saja, Leicester City hanya mampu berakhir di peringkat 17, nyaris terjungkal ke zona degradasi.
Namun diantara hal-hal buruk yang terjadi di Leicester City musim ini, pelatih veteran Gianfranco Zola tetap mengungkap rasa percayanya pada sang pelatih, Claudio Ranieri. Gianfranco Zola juga mengungkapkan bagaimana dirinya merasakan berada di bawah bimbingan Ranieri dulu.
“Saya tahu dia [Ranieri] adalah pelatih yang sangat berkompeten, pribadi yang sangat bagus dan dia akan menghasilkan yang terbaik,” kata Zola dikutip dari Sky Sports News.
“Saya yakin mereka akan terhindar dari degradasi. Para pemain harus meningkatkan performanya dan mereka harus percaya pada pelatih yang memberikan magisnya musim lalu.
“Saya tidak merasa Leicester melakukan sesuatunya dengan berbeda ketimbang musim lalu, namun tampaknya peruntungan mereka berubah. Meski begitu Anda harus terus bekerja keras dan yakin bisa comeback.
“Saya pernah berada di situasi ini dalam karier saya. Jika Anda terus melakukan sesuatunya dengan benar, kebaikan akan berpihak padamu. Itulah magis dari sepakbola. Magis itu bisa muncul dan hilang dengan cepat.
“Saya sendiri belum berbicara dengan dia – terkadang lebih baik untuk diam – namun saya mendoakannya yang terbaik.”