Wartanusa.id – Langsa | Tokoh Masyarakat Gampong Karang Anyer Kecamatan Langsa Baro, Sujarno menerangkan bahwa pemecatan Kepala Dusun (Kadus) Bahagia Gampong setempat dipecat berdasarkan petisi warga.
“Tidak benar, Pj Gechik Gampong Karang Anyer Kecamatan Langsa Baro, Hartama, SSTP arogan dan memecah belah warga, malah keputusan pemecatan Kadus itu sangat didukung warga melalui petisi yang dirumuskan dan ditandatangani sebagian besar warga dusun Bahagia Gampong Karang Anyer,” ujar Sujarno yang juga warga dusun Bahagia.
Dijelaskan Sujarno, petisi meminta agar Kadus Bahagia akrab disapa Pipit itu dibuat karena sikapnya yang arogan dan cenderung mengutamakan kelompoknya dalam penyaluran bantuan. Dan klimaksnya ketika kadus Bahagia menolak beberapa warga yang ingin berqurban di dusunnya pada Idul Adha tahun lalu.
“Jadi jelas bahwa sebenarnya yang arogan dan memecah belah warga adalah Kadus. Kami yakin dengan kebijakan Pj. Geuchik Hartama SSTP. menggantikan Pipit dari Kadus, maka kondisinya akan menjadi lebih baik dan dengan kepemimpinan kadus baru insyaAllah kami akan kembali bersatu untuk membangun Gp. Karang Anyar yang kami cintai,” tegas Sujarno.
Senada, tokoh masyarakat lainnya Gampong Karang Anyar, Sari Endra bahwa Pj. Geuchik Hartama itu baik, pintar dan selalu mengakomodir aspirasi masyarakat. Jadi tidak benar kalau dikatakan beliau itu arogan dan memecah belah.
Indet sapaan akrab Sari Endra berharap kepada masyarakat dusun Bahagia untuk tidak gampang diprovokasi oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan mementingkan kepentingan pribadi.
“Hari ini Pak Hartama adalah pemimpin kita sebagai Pj. Geuchik Karang anyar, maka beri kepercayaan kepada beliau karena apapun kebijakan yang dilakukan adalah untuk kebaikan Gampong Karang Anyar,” pungkasnya.
Sebelumnya, puluhan warga Gampong Karang Anyar, Kecamatan Langsa Baro, Kota Langsa pada Jum’at kemarin, (19/09/2025) melakukan aksi demonstrasi menuntut pencopotan Pj Geuchik Hartama, S.STP, atas pemberhentian Kadus Bahagia Gampong setempat.
“Pj Gechik Hartama juga dinilai telah membuat gaduh dan bersikap arogan dengan mementingkan kepentingan kelompok dalam mengambil keputusan,” ucap Koordinator Aksi, Bambang.