Menu

Mode Gelap
Seorang Kakek di Langsa Lecehkan Sembilan Bocah Pekan Ini, Pagelaran Budaya Aceh Terpusat di Kota Langsa Proyek Jalan Alue Gadeng-Alue Punti di Kecamatan Birem Bayeun Mangkrak PPA Langsa Sosialisasi Penanganan KDRT Terdampar di Aceh, 230 Etnis Rohingya Butuh Tempat Penampungan

Aceh · 5 Jun 2024 17:14 WIB ·

Sheet Pile Tergerus Erosi, Titi Kuning Opak Terancam Ambruk


 Wakil Ketua MAPEL Aceh, Khairul Fadli memantau langsung Sheet Pile Titi Kuning Rantau. Perbesar

Wakil Ketua MAPEL Aceh, Khairul Fadli memantau langsung Sheet Pile Titi Kuning Rantau.

Wartanusa.id – Aceh Tamiang | Titi Kuning opak, Kabupaten Aceh Tamiang terancam ambruk akibat erosi yang menyebabkan Sheet Pile pada jembatan perlahan terkikis arus air.

Wakil Ketua Masyarakat Peduli Lingkungan (MAPEL) Aceh, Khairul Fadli merasa prihatin melihat kondisi alam Aceh yang seakan menjadi ancaman ketika musim hujan datang.

“Titi kuning Rantau yang merupakan jalur akses perekonomian rakyat  menghubungkan tiga kecamatan di Aceh Tamiang yakni Rantau ,Seruway dan Karang Baru sangat memperihatinkan.”

“Runtuhnya benteng penahan erosi  jembatan Rantau atau yang sering disebut Titi kuning menjadi sorotan  yang bertahun-tahun kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah,” ungkap Khairul Fadli melalui keterangan tertulisnya kepada wartanusa.id, Rabu (05/06/2024).

Jika erosi ini dibiarkan terus-menerus akan menyebabkan kerusakan terhadap jembatan serta  kerugian besar bagi perekonomian dan keselamatan rakyat.

Aktifis lingkungan ini mengkhawatirkan tebing penahan atau sheet pile yang pernah dibuat disalah satu ujung Titi sudah amblas beberapa kali tergerus banjir, jika ambruk dipastikan Titi kuning ini akan memakan korban dan barulah menjadi pembahasan oleh para pejabat.

Menurutnya, masyarakat sekitar juga mengeluhkan dan khawatir terhadap keberlangsungan jembatan yang menjadi icon khusus Aceh Tamiang tersebut yang diresmikan oleh Direktur Utama P.N Pertamina Let Djen H Dr. Ibnu Soetong pada 17 April 1970.

“Kami berharap pemerintah Aceh menanggapi hal ini untuk meneruskan ke pusat permasalahan DAS yang ada di sepanjang sungai tamiang  untuk mencari solusi  merealisasikan penanganan jembatan yang telah berusia sekitar 53 tahun ini,” tambah Khairul.

Bukan hanya itu saja menurutnya maraknya perkebunan sawit dan hutan yang terus menerus ditebang harus nya menjadi atensi bersama, pemerintah harus turun kelapangan khusus untuk penyelamatan hutan serta memberikan pengawasan  khusus terhadap perusahaan atau  penebang liar yang terus menggunduli hutan.

“Aceh juga menjadi langganan banjir maka kita harus gerakan kepedulian terhadap lingkungan kita. Harapan nya di momentum gelora Hari Lingkungan Hidup Sedunia tanggal 5 Juni 2024;ini tidaklah sebagai seremonial belaka namun menjadi pijakan konkret dalam melestarikan bumi beserta isinya,” tutup Khairul.

Artikel ini telah dibaca 139 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Capaian 100 Hari Kerja dan Realiasasi 22 Program Langsa Juara

1 September 2025 - 18:48 WIB

Milad PAN-27, Lapangan Merdeka Kota Langsa “Membiru”

31 Agustus 2025 - 14:23 WIB

Menelisik Pengalihan Aset Aceh Timur di Kota Langsa, Ini Daftarnya

30 Agustus 2025 - 15:43 WIB

Tanah kuburan, salah satu Aset Aceh Timur di Kota Langsa yang dimintai untuk membayar kompensasi. Lokasi di belakang Poskesdes Gampong Sidorejo Kecamatan Langsa Lama.

RPIA Medco E&P Malaka Lahirkan Generasi Berprestasi di Aceh Timur

29 Agustus 2025 - 16:46 WIB

Antusias PANWalk, Hari Minggu Kota Langsa Diprediksi Membiru

28 Agustus 2025 - 20:19 WIB

Terkait Ancaman Tarik Aset, Jeffry Sentana: Bupati Atim Rasa Debt Collector

26 Agustus 2025 - 23:20 WIB

Trending di Aceh