Wartanusa.id – Aceh Timur | Pria asal Grand Island, Amerika Serikat, Benjamin Nobilio (41) mengaku menjadi mualaf karena sangat tertarik dengan agama Islam. Ahad (14/11/2021).
Hal tersebut diungkapkan Rita Zahara (22) warga Desa Paya Pelawi, Kecamatan Birem Bayeun, Kabupaten Aceh Timur yang merupakan gadis idaman pria bule yang sudah diperistrinya.
Sebelum memeluk agama islam, ternyata Benjamin Nobilio tertarik dengan ajaran islam saat Tour Guide sekaligus menjadi juru bicara Benjamin di Banda Aceh.
“Saat Tour Guide, beliau penasaran dengan saya yang selalu makai hijab dan berhenti beraktivitas saat adzan berkumandang,” kata Rita Sahara.
Lebih lanjut dikatakannya, saat itu juga Benjamin Nobilio mulai mencari tahu tentang islam.
Usai Tour Guide itu, Benjamin Nobilio pulang ke negaranya di Amerika, dan disana beliau mencari masjid untuk mengenal lebih dekat dengan ajaran islam.
“Di Amerika, Masjid sulit ditemukan, jarak Masjid dengan rumah beliau diperkirakan jika berkendara habiskan waktu sekitar 2 jam,” kata Benjamin Nobilio kepada Rita.
Setibanya Benjamin ke Masjid. Ia dituntun dan diberikan buku panduan tata cara islam.
“Kebutulan buku tersebut berbahasa inggris serta memudahkan Benjamin untuk belajar mengenai tentang agama Islam,” terang Rita.
Setelah belajar banyak tentang islam, Benjamin Nobilio meminta Rita Zahara untuk mengajarinya tentang Islam, lalu meminta izin kepada keluarganya untuk masuk agama Islam dan diperbolehkan.
“Kemudian, saya mengajarkan dirinya tentang larangan dalam islam, dan menceritakan hal-hal yang tidak boleh dilakukan dalam islam.”
“Dari situlah Benjamin Nobilio mulai tertarik dengan ajaran islam, pun sudah belajar selama 2 tahun kita berkenalan. Lalu ia menginginkan saya menikah dengannya hingga menuntun nya sampai menjadi mualaf,” tukas Rita.
Seperti diberitakan sebelumnya, Benjamin Nobilio mengucapkan dua kalimat syahadat di Desa Rita Zahara yang berlokasi di Desa Paya Pelawi, Kecamatan Rantau Selamat, Aceh Timur, pada Sabtu (13/21/2021) kemarin.
Sementara Keuchik Gampong Paya Pelawi, Zulkifli, membenarkan, prosesi tersebut dilakukan oleh imam dan disaksikan oleh beberapa perangkat gampong setempat.
“Setelah prosesi syahadat, pria bule tersebut kembali ke salah satu hotel di Langsa tempat ia menginap,” tutup Keuchik.












