Menu

Mode Gelap
Seorang Kakek di Langsa Lecehkan Sembilan Bocah Pekan Ini, Pagelaran Budaya Aceh Terpusat di Kota Langsa Proyek Jalan Alue Gadeng-Alue Punti di Kecamatan Birem Bayeun Mangkrak PPA Langsa Sosialisasi Penanganan KDRT Terdampar di Aceh, 230 Etnis Rohingya Butuh Tempat Penampungan

Aceh · 12 Okt 2020 20:17 WIB ·

Rangga, Merengang Nyawa Pertahankan Kehormatan Ibunya


 Foto : Baru 1 minggu di rumah duka ini, tempat tinggal Alm Rangga bersama ibu kandung dan ayah tirinya. Perbesar

Foto : Baru 1 minggu di rumah duka ini, tempat tinggal Alm Rangga bersama ibu kandung dan ayah tirinya.

Wartanusa.id – Langsa | Innalillahi Wainnailaihi Raji’un. Berita duka itu terjadi Sabtu dini hari (10/10/2020) demi mempertahankan kehormatan ibunya D (28), Rangga (9) rela mempertaruhkan nyawa dari tebasan parang yang dilancarkan Samsul (40) pemerkosa ibunya.

Sungguh mengenaskan. Bocah itu harus menerima sejumlah bacokan dari pelaku yang sudah sepatutnya di hukum seberat-beratnya.

Malam naas itu, menjadi saksi patriotisme Rangga mempertahankan kehormatan kaum ibu, meski ia rubuh tanpa perlawanan dan bersimbah darah.

 

2 Tahun di Sumut, Rangga Minta Pulang dan Dijemput Ibu Kandungnya

Allah berkehendak, Rangga sejak 1 minggu sebelum kejadian naas itu, minta pulang kepada ayah kandungnya Fadli Fajar (30) ke rumah ibunya (D) di Aceh Timur.

“Baru sekira seminggu Rangga minta pulang ke rumah ibunya di Aceh. Selama ini Rangga tinggal sama ibu saya (neneknya) di Medan. Selama saya di Malaysia juga Rangga tinggal sama neneknya,” ujar Ayah kandung Rangga, Fadli Fajar kepada wartanusa.id. via telepon selular. Senin malam (12/10/2020).

Dijelaskan, dirinya telah berpisah 2 tahun lalu. Sejak saat itu, Rangga dan adiknya yang baru 5 tahun tinggal bersama ayahnya dan dirawat neneknya di Medan, Sumatera Utara.

Sementara sang ibu telah menikah lagi dengan Ay dan tinggal di desa Alue Gadeng, Kecamatan Birem Bayeun, Kabupaten Aceh Timur.

Selama bersama ayahnya, Rangga berkelakuan luhur. “Pagi ia ke sekolah dan sore harinya mengaji di mesjid dekat rumah neneknya,” sambung Fadli terbata-bata seraya mengucapkan sampai sekarang belum bisa hilang dari ingatan kala bersama Rangga.

Menurutnya, Rangga memang lebih condong ke ibunya, “lebih mau tinggal sama mamaknya ketimbang sama saya,” ujarnya lagi.

 

Di Kediaman D, Aksi Heroik Rangga dan Peristiwa Biadab Itu Terjadi

Setelah Rangga dijemput ibunya D sekira 1 minggu lalu, peristiwa petaka disertai heroiknya bocah berumur 9 tahun itu pun terjadi. Sabtu dini hari (10/10/2020).

Malam itu, tersangka Samsul (40) masuk ke dalam rumah D, sehingga D terbangun dan berteriak karena rumah warga yang jauh dari pemukiman di dalam kebun sawit. Sehingga tidak ada warga yang mendengar teriakan tersebut.

Saat Ibunya berusaha melawan tersangka, Rangga dibangunkan disuruh lari. Bocah itu sempat melawan dan berteriak minta tolong, merasa terganggu Samsul membacok Rangga.

Dari bacokan tersangka ke anaknya, D sempat menangkis, tangan kanan korban D mengalami luka koyak dan tersangka menolak D. Kemudian bocah malang itu kembali di bacok berulang kali dan dimasukkan ke dalam goni.

Selanjut nya, Samsul membawa korban yang tangannya telah di ikat dengan kain jauh ke dalam kebun sawit. Di pinggir sungai Samsul kembali melakukan aksi bejatnya terhadap D.

Setelah itu pelaku kembali ke rumah korban dan membawa karung yang di dalamnya telah dimasukkan tubuh Rangga ke arah sungai.

Karung berisi tubuh Rangga sempat diletakkan sekitar 3-5 meter dari DN, waktu itu masih bergerak-gerak.

Pelaku waktu itu sempat mengorek-ngorek tanah, tidak lama kemudian pelaku mengambil karung yang bergerak-gerak tersebut dan berjalan ke arah sungai untuk membuang karung berisikan tubuh Rangga.

Tepat saat azan subuh berkumandang, D berhasil melepaskan ikatan kain ditangannya saat tersangka berjalan ke arah sungai. Kesempatan itu tak di sia-siakan, D langsung berlari menuju ke rumah warga untuk meminta pertolongan.

Di malam petaka itu, keinginan Rangga tinggal bersama Ibu kandungnya dipisahkan oleh maut. Padahal sejak 2 tahun lalu Rangga sangat berkeinginan memeluk tubuh ibunya di kala malam dan bercengkrama di siang hari.

Namun, Allah berkehendak lain, ternyata kepulangannya hanya menjadi perisai untuk mempertahankan kehormatan ibunya.

Di rumah sekira 4×6 itu Rangga meregang nyawa. Masa depannya terenggut, diakibatkan keberingasan nafsu Samsul sang Residivis paruh baya itu.

Sejak saat itu, bocah periang itu harus terpisah untuk selama-lamanya dengan keluarganya terutama adik kandungnya yang baru berusia 5 tahun.

Kisah heroik ini, menjadi pembelajaran bagi kita, bahwa Rangga telah mengajarkan pentingnya menjaga kehormatan orang tua dan keluarga.

Artikel ini telah dibaca 754 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Peusijuk Excavator dan 23 Betor, Jeffry Sentana Targetkan Langsa Bebas Sampah

1 November 2025 - 18:00 WIB

Wali Kota Jeffry Sentana didampingi Kadis LH Langsa mengoperasikan Excavator.

Wali Kota Langsa Lepas Keberangkatan 45 Kafilah MTQ

30 Oktober 2025 - 15:00 WIB

Staf Ahli Kemenag RI Isi Kuliah Umum di FEBI IAIN Langsa

29 Oktober 2025 - 21:23 WIB

Wujudkan Langsa Juara, Jeffry Sentana Launching Program 1.000 Hafizh

29 Oktober 2025 - 16:32 WIB

HUT ke-80, Brimob Aramiyah Baksos Anjangsana

28 Oktober 2025 - 00:26 WIB

Vivi Handayani Jabat Plt Kepala DP3ADalduk & KB Kota Langsa

27 Oktober 2025 - 14:31 WIB

Plt Kepala DP3ADalduk & KB Kota Langsa, Vivi Handayani, SKM, M. Kes.
Trending di Aceh