Menu

Mode Gelap
Seorang Kakek di Langsa Lecehkan Sembilan Bocah Pekan Ini, Pagelaran Budaya Aceh Terpusat di Kota Langsa Proyek Jalan Alue Gadeng-Alue Punti di Kecamatan Birem Bayeun Mangkrak PPA Langsa Sosialisasi Penanganan KDRT Terdampar di Aceh, 230 Etnis Rohingya Butuh Tempat Penampungan

Headlines · 14 Jan 2017 09:50 WIB ·

Mendagri: Indonesia Harus Contoh Korea Utara Hormati Pemimpin


 Mendagri: Indonesia Harus Contoh Korea Utara Hormati Pemimpin Perbesar

Photo: tjahjokumolo.com

Wartanusa.id – Belakangan ini kondisi perpolitikan di Indonesia sedang memanas. Bukan hal yang urgensi sepertinya, melainkan isu pencemaran nama baik terus-terusan dikumandangkan oleh sejumlah elit politik di negeri ini kepada sang pemimpin. Pun begitu, media pun turut memberitakan panasnya saling lapor atas keterkaitan dengan pemberitaan isu penistaan hingga pencemaran nama baik.

Hal inilah yang membuat Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo ikut bicara mengenai keadaan dan situasi yang sempat memanas belakangan ini. Menurutnya, publik Indonesia patut mencontoh Korea Utara dalam menghormati pemimpinnya, Kim Jong Un.

Tapi analogi yang dilontarkan sang mendagri dapat memicu isu baru lagi. Dalam satu kesempatannya, Tjahjo mengatakan bagaiman pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un sangat dihormati oleh warganya.

“Kita harus mencontoh negara-negara yang lebih kecil dari kita, Korea Utara misalnya. Dari anak-anak sampai dewasa, sangat menghormati pendiri negara dan ideology mereka,” ujar Tjahjo.

Banyak yang tak habis pikir dengan analogi sang menteri yang juga kader dari PDI P tersebut. Bagaimana ia tidak bisa membedakan mana yang menghormati dan mana yang takut atas kediktatoran Kim Jong Un yang dikenal sangat keras dan kokoh dalam memegang ideologi komunis.

Apakah sang menteri ingin NKRI berubah menjadi negara yang totaliter seperti Korut? Tentunya, hal ini bisa membawa dampak buruk mengingat dasar negara kita bukanlah komunis dan fasis dimana rakyat harus tunduk pada pemerintahnya.

Ya, memang perubahan ideolog seperti itu rasanya sangat jauh terjadi di Indonesia. Dalam kesempatan itu juga, Tjahjo Kumolo menghimbau agar masyarakat Indonesia tetap memegang teguh nilai-nilai Pancasila, salah satunya dengan mengikuti pelatihan bela negara.

“Peserta yang ikut wajib militer, ikut pendidikan bela negara, harus dipisah, (bela negara) tidak otomatis harus wamil, bedakan, ini ada proses seleksi. Orang masuk Lemhanas kan juga ada proses seleksinya, orang maju DPR juga ada seleksinya,” ujarnyanya.

“Tapi yang penting, sekolah, SD, SMP, SMA, perguruan tinggi itu harus ada kurikulum bela negara, mengenai Pancasila. Kalau tidak, nanti 100 tahun lagi orang ditanya apa Pancasila, siapa pendiri republik ini, mereka tidak tahu kan repot,” sambungnya.

Namun demikian kaitannya dengan menghormati pemimpin, Tjahjo berkata sah-sah saja rakyat mengkritik pemerintah, asalkan tidak menghina presiden yang menjadi simbol negara.

(as)

Artikel ini telah dibaca 26 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Kejari Langsa Tetapkan Empat Tersangka Kasus Korupsi Jembatan Hutan Mangrove

19 Juni 2025 - 18:21 WIB

Polemik Empat Pulau Berakhir, PWI Aceh Apresiasi Peran Wartawan

18 Juni 2025 - 15:23 WIB

H. Ilham Pangestu Ajak Ulama dan Rakyat Aceh Do’akan Perjuangan Mualem dan Forbes

15 Juni 2025 - 23:05 WIB

FOPISA Minta DPRA & Pemerintah Aceh Tinjau Kembali Rekomendasi Pergantian Pejabat Utama PTPN IV Regional 6

15 Juni 2025 - 13:46 WIB

Idul Adha 1446 H, PWI Langsa Sembelih Tiga Ekor Sapi

4 Juni 2025 - 19:47 WIB

PWI Aceh: Status Empat Pulau di Aceh Singkil jangan Jadi ‘Jualan’ Politisi

4 Juni 2025 - 16:35 WIB

Trending di Aceh