Wartanusa.id – Langsa | Pencabutan pemberlakuan jam malam oleh Pemerintah Aceh di apresiasi dan menjadi harapan masyarakat beserta pedagang yang terdampak dari diberlakukannya maklumat tersebut.
Pantauan wartanusa.id sebahagian warung kopi masih ada yang tutup, tapi kondisi malam ini sedikit berbeda dengan malam-malam sebelumnya yang terlihat sepi dan lengang.
“Keputusan Pemerintah Aceh yg telah mencabut larangan jam malam patut diberi apresiasi,” ucap Kevin (28), warga Kota Langsa kepada wartanusa.id. Sabtu (04/04/2020).
Menurutnya pencabutan jam malam ini sangat di harapkan masyarakat Aceh, khususnya para pedagang yang menggantungkan penghasilannya untuk berdagang di malam hari.
Untuk itu, dirinya berharap pemerintah tidak membuat kebijakan maupun aturan-aturan yang kiranya justru memperumit keadaan ditengah-tengah masyarakat.
Lebih baik pemerintah segera menyalurkan bantuan berupa sembako maupun bahan pokok lainnya kepada masyarakat, agar keresahan masyarakat terhadap wabah covid-19 dapat terobati,” tandas Kevin.
Hal senada juga diungkapkan, Frank (33) pedagang jajanan malam di Langsa, dirinya merasa lega atas keputusan tersebut.
“Meskipun malam ini belum seperti biasa penghasilan yang diperoleh sehari-hari, setidaknya jalanan sudah mulai ramai kembali,” ujarnya bersemangat.
Dirinya optimis, semua pedagang mengharapkan keputusan ini, sehingga penghasil kembali seperti biasa, karena daya beli masyarakat pasti akan stabil kembali.
Dampak penyebaran Wabah virus corana ini memang tidak bisa di anggap sepele. Namun setiap kebijakan tentu harus memperhatikan semua hal dalam upaya pencegahan penyebaran virus ini.
“Seperti halnya dampak sosial ekonomi, juga perlu di perhatikan. Penerapan jam malam ini tentu menghambat keberlangsungan ekonomi kecil para pekerja harian,” terangnya.
Oleh karena itu, pihaknya berharap adanya perhatian pemerintah membantu masyarakat berdampak terutama kepada para pedagang.
“Apalagi kita sudah dengar, pemerintah sudah menganggarkan dana yang besar untuk membantu masyarakat yang terdampak covid-19,” pungkasnya.












