Wartanusa.id – Abdya | Aktivis Kesehatan Lingkungan Aceh Yulizar Kasma menyarankan kepada para pekerja penambangan rakyat di wilayah Aceh dapat melakukan proteksi dini dari penyakit menular seperti gigitan nyamuk anopheles dan potensi kecelakaan kerja.
Menurut Yulizar, sudah ada pasien yang terpapar malaria terindentifikasi sebagai pekerja tambang emas milik masyarakat.
”Kami dapat info di Kuala batee Aceh Barat Daya ada dugaan beberapa pekerja tambang terpapar malaria, sekarang dalam proses perawatan,” ungkap Yulizar yang juga Akademisi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Teuku Umar. Ahad, (28/09/2025).
Yulizar menambahkan bahwa nyamuk anopheles sebagai penyebab malaria hidup di hutan, tempat yang kotor, air tergenang dan tempat tumpukan sampah. Para pekerja tambang di gunung ini harus membuat perlindungan diri dari potensi gigitan nyamuk anopheles ini.
Kata Yulizar, para pekerja bisa menggunakan kelambu saat tidur di barak malam hari dan menggunakan lotion anti nyamuk saat beraktivitas di lokasi tambang.
Secara ekologi, penambang ini bisa menanam tanaman sereh disekitaran tempat tambang mereka sehingga itu bisa menjauhkan nyamuk mendekati tempat tambang.
”Para pekerja tambang bisa juga konsumsi obat anti malaria sebelum bekerja seperti Doxicor yang merupakan obat malaria yang mengandung doxycycline. Selain untuk mengobati malaria, doxycycline juga bisa digunakan sebagai obat untuk mencegah infeksi malaria pada orang yang berencana pergi atau menetap sementara di daerah endemis malaria,” ucap Yulizar.
Selain malaria, potensi kecelakaan kerja juga sangat rentan terhadap pekerja tambang rakyat ini, di beberapa lokasi di Abdya pekerja tambang ini mengendarai motor ke gunung tempat tambang tanpa menggunakan helm.
“Medan terjal sangat berbahaya, apa lagi pengamatan saya hampir tidak ada yang menggunakan Helm, padahal tanjakan dan turunannya sangat terjal,” tutur Putra Kuala Batee ini.
Disisi lain, di dalam lobang tambang mereka sangat tidak aman, tidak ada alat pelindung diri dan alat bantu oksigen, padahal kedalamannya sudah puluhan meter.
“Kabarnya sudah ada korban akibat kurangnya oksigen, untuk itu para toke – toke penyandang dana tambang rakyat ini untuk dapat menyiapkan, memastikan pekerja mereka menggunakan lotion anti nyamuk, kelambu, oksigen tambahan dan helm motor,” jelasnya menyarankan.
Motor pekerja juga perlu menggunakan lampu, karna banyak motor berkeliaran dijalanan saat malam hari tidak memiliki lampu.
“Kondisi ini harus ditertibkan, potensi kecelakaan lalu lintas sangat tinggi, karna motor yang digunakan untuk ke gunung juga digunakan saat malam hari turun ke Gampong-gampong,” pungkasnya.
Bencana Lingkungan
Hal yang lebih penting juga untuk monitoring dan evaluasi adalah penggunaan bahan berbahaya seperti sianida dan merkuri dalam proses pemisahan emas, ini bisa menjadi bencana kesehatan bagi penduduk dilokasi pengolahan hasil tambang emas.
“Banyak sekali tempat pengelohan tambang emas ini menggunakan bahan berbahaya dan ada tempat pembuangan limbah dilakukan di pemukiman warga, maka pemerintah perlu mengatur terkait penggunaan bahan sianida dan merkuri ini, dikawatirkan akan banyak anak yang lahir dalam kondisi cacat jika ini dibiarkan saja,” tutup Yulizar yang juga Ketua Pemuda Muslimin Indonesia Provinsi Aceh.