Wartanusa.id – Aceh | Pemerintah Aceh cabut pemberlakuan jam malam dan anggarkan Rp 118 miliar untuk pelaksanaan program jaring pengamanan sosial (Social Safety Net).
Sebelumnya Pemerintah Aceh sudah memberlakukan jam malam yang di mulai dari tanggal 29 Maret 2020 sampai dengan 29 Mei 2020.
“Karena belum diikuti program safety net yang memadai. Per hari ini jam malam akan kita hentikan dulu, aktifitas malam tetap kita jalankan lagi,” ujar Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, MT. Sabtu siang (04/04/2020).
Dilanjutkannya, pencabutan jam malam karena sebagian besar UMKM itu mencari nafkah di malam hari, sambil kemudian kita akan kembalikan dulu ke PP 21 tentang pembatasan sosial berskala besar.
“Jadi apa yang kita lakukan di Aceh sama dan sinkron dengan apa yang dilakukan pemerintah,” imbuhnya.
Kemudian, kata Nova, penerapan jam malam pada masyarakat Aceh secara umum sama seperti daerah lainnya. Maka, sesuai arahan Presiden Jokowi, pihaknya telah menyiapkan sejumlah skema distancing sosial.
“Kita juga sudah siapkan anggaran tidak terduga dari APBA sebesar Rp 118 milyar. Dana ini full kita cadangkan untuk pelaksanaan sosial safety net dan untuk bidang kesehatan terutama untuk rapid tes,” terang Nova.
Program safety net ini dukungan pembiayaannya bersumber dari Inpres no 4 yang dikeluarkan pemerintah, salah satunya mengatasi penurunan sektor ekonomi terutama di sektor pariwisata.
Artinya, kata Nova, anggaran tersebut bisa dialihkan dari anggaran fisik ke anggaran sosial budaya dan kesehatan, khususnya sosial safety net.
“Itu semua sudah berjalan. Per hari ini, sebanyak 60 ribu keluarga penerima manfaat kita data dan kita jalankan, yang pertama dengan skema pembagian sembako per 2 minggu per kk,” terang Nova.
Ketika disinggung terkait langkah antisipasi berupa pendirian rumah sakit darurat di Aceh, Nova kembali menegaskan pihaknya sejak tanggal 13 Februari 2020 lalu telah menyiapkan Respitory Intensive Care Unit (RICU) sebanyak 6 ruang yang diperuntukkan untuk pasien positif.
“Per hari ini pasien positif di Aceh hanya 4 orang sehingga ruang belum begitu massif kita butuhkan,” kata Nova.
Untuk persiapan lainnya, Nova juga menerangkan telah menyiapkan 24 ruang lainnya di RSUZA dan 12 ruang di RS Cut Meutia Lhokseumawe.
Selain itu, “sudah di tunjuk 13 RS rujukan yang telah mendapat persetujuan dari Kementrian Kesehatan. Serta banyak ruang-ruang ODP yang kita persiapkan lebih dari 1000 kamar untuk mengantisipasi apabila terjadi perkembangan penularan covid-19,” tutup Plt Gubernur Aceh.












