Mungkin kita semua tahu, bahwa nasib guru di Indonesia masih jauh dari kesejahteraan. Sulitnya mendapat mendapat sertifikasi, dan jarangnya tenaga pengajar yang diangkat sebagai PNS. Mayoritas guru di Indonesia hanya sebagai guru honorer dengan gaji yang begitu kecil. Oleh sebab itu, tak sedikit guru yang menyampaikan kekecewaannya melalui unjuk rasa.
Ada pula yang harus nyambi pelbagai pekerjaan lain untuk bisa mendapat tambahan. Namun ternyata, masih banyak orang yang begitu mencintai profesi sebagai pengajar. Bahkan dengan kondisi keterbatasan, mereka masih terus mengejar. Berikut ini adalah beberapa sosok guru inspiratif yang tak pernah berhenti mengalirkan ilmu bagi generasi penerus meski dalam kondisi lumpuh.
Heru, guru olahraga di atas kursi roda
kondisi kaki yang lumpuh tak mematahkan semangat Heru untuk mengajar olahraga. Di atas kursi rodanya yang didorong oleh guru lain, Heru memberikan pelatihan voli, basket hingga sepak bola. Ayah empat orang anak tersebut sudah 30 tahun mengajar di SMKN 1 Ciawi. Sementara kelumpuhan akibat penyakit membuatnya terjebak di atas kursi roda selama dua tahun belakangan ini. Meski demikian, ia mengaku tidak berniat berhenti mengajar, bahkan terus memberikan motivasi pada muridnya agar terus belajar demi mencapai cita-cita. Sementara itu, murid Heru juga mengatakan jika gurunya tersebut merupakan sosok yang begitu baik dan tegas saat mengajar. Ia berharap Heru terus diberi kesehatan hingga bisa mengajar hingga masa pensiunnya nanti.
Ustadz Sugi, 17 tahun ngajar ngaji di atas tempat tidur
Sugiarto atau biasa disapa ustadz Sugi dulunya adalah seorang pemuda yang bugar. Saat lulus dari pesantren, ia berinisiatif mengajar anak-anak kampungnya di Karangbawang, Ajibarang Banyumas. Namun, sebuah kecelakaan tragis menimpanya di tahun 2000. Saat itu, bus antar kota menyenggol motornya. Sugi mengalami lumpuh hingga ia tak mampu berjalan, duduk, bahkan sekadar memiringkan tubuh. Meski demikian, Sugi bersyukur karena suara dan otaknya masih baik-baik saja, sehingg ia masih sanggup mengaajar anak-anak meski tak lagi di ruang tamu. Di kamar berukuan 3×4, Sugi terbaring dikelilingi oleh 20 anak. Dengan telaten, Sugi mengajar anak-anak tersebut sembari sesekali menahan sakit tubuhnya. Menurut Sugi, ia tak mau jadi orang yang merugi dengan tidam memanfaatkan ilmunya. Ia pun tak pernah menarik imbalan saat mengajar, meski kondisi keluarganya sendiri masih serba kekurangan.
Een Sukaesih puluhan tahun lumbuh namun tetap memberi les pada anak-anak tetangga
Mengidap penyakit Rheumatoid arthritis membuat wanita kelahiran 1963 terjebak di atas tempat tidur. Lulusan IKIP Bandung tersebut selama puluhan tahun mengajar les anak-anak kampung sekitar. Berkat bantuan Een, bahkan ada yang berhasil menjadi juara kelas. Pengabdian tersebut juga membuat sosok inspiratif Liputan 6. Namun sayang, selama puluhan tahun mengajar, Een akhirnya meninggal dunia pada tahun 2014 lalu. Een meninggal setelah beberapa hari dirawat di RSUD Sumedang, Jawa Barat. Meninggalnya Een tak hanya meninggalkan duka di hati para murid, namun juga dunia pendidikan.
Itulah tiga sosok guru mulia yang memiliki semangat luar biasa. Dengan banyaknya guru yang telah memberikan banyak pengorbanan, semoga kedepannya nasib guru semakin terjamin hingga kehidupan guru juga semakin baik.