Wartanusa.id – Langsa | Ratusan mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Langsa menggelar aksi demonstrasi menuntut reformasi manajemen untuk mencopot Dekan Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) pada Jum’at (11/10/2024).
Amatan wartanusa.id, aksi unjuk rasa berlangsung di depan gedung rektorat IAIN Langsa, dimana para demonstran dipimpin oleh kordinator lapangan (Korlap) Muhammad AlFatih dari prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KIP), serta juga tampak sejumlah pimpinan dari pihak Dekanan dan Rektorat kampus setempat.
Muhammad Alfatih dalam orasinya menegaskan bahwa mereka akan mendatangkan masa lebih banyak lagi dalam batas waktu ditentukan, apabila semua tuntutan dalam Petisi yang disampaikan tidak diakomodir oleh pihak Rektorat IAIN Langsa.
Adapun tuntutan para mahasiswa yang disampaikan dalam Petisi tuntutannya adalah:
1. Menuntut pihak Rektorat memberi potongan uang kuliah tunggal (UKT) terhadap mahasiswa yang hanya mengemban mata kuliah skripsi.
2. Meminta kejelasan terkait SARPRAS di kampus IAIN Langsa.
3. Meminta transparansi Bea Siswa KIP di IAIN Langsa.
4. Mengembalikan sistem Almamater seperti Tahun 2022 dan mempercepat penyerahan Almamater selambat-lambatnya H-2 PBAK IAIN Langsa.
5. Mengecam keras Rektor IAIN Langsa untuk segera merealisasikan aspirasi mahasiswa IAIN Langsa.
6. Menuntut Rektor untuk mencopot Dekan FUAD, karena melihat aksi kemarin belum juga dipenuhi.
7. Apabila tuntutan ini tidak diindahkan sampai senin pukul 08.00 WIB, maka mahasiswa akan datang kembali dengan masa yang lebih besar.
Sementara itu, Ketua Senat Mahasiswa (SEMA) Institut, Syahrizal, menekankan akan menyoroti berbagai permasalahan yang terjadi di kampus, termasuk pengelolaan anggaran Organisasi Mahasiswa (ORMAWA) yang dinilai tidak melibatkan mahasiswa.
“Jangan biarkan arogansi menghancurkan kampus kami. Kami ingin Rektor dan Dekan yang profesional dan mampu mengelola dengan baik,” tegas Syahrizal.
Para demonstran juga memberi ultimatum kepada Rektor untuk segera mencopot Dekan FUAD dan melakukan reformasi manajemen kampus dan jika tidak dipenuhi, mahasiswa berjanji akan kembali dengan jumlah demonstran yang lebih besar untuk melanjutkan perjuangan mereka.
“Aksi ini diharapkan menjadi momentum bagi pihak kampus untuk lebih mendengarkan aspirasi mahasiswa dan mengedepankan prinsip transparansi serta akuntabilitas dalam setiap kebijakan yang diambil,” pungkas Syahrizal.