Wartanusa.id – Langsa | Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI) cabang Kota Langsa meminta Bank Syariah Indonesia (BSI) keluar dari Aceh.
“Jika BSI masih belum mampu melakukan pelayanan yang baik terhadap masyarakat aceh maka lebih baik BSI angkat kaki dari Provinsi Aceh,” ujar Ketua SEMMI Langsa, Wahyu Ramadana kepada wartanusa.id. Selasa (09/05/2023).
Dijelaskan Wahyu, permintaan ini bukan tak beralasan, ini merupakan buntut dari kegagalan layanan transaksi baik via ATM maupun via online yang terjadi dari Senin kemarin (08/05/2023) hingga sekarang.
Menurutnya, kegagalan transaksi secara offline dan online yang terjadi ini sangat merugikan masyarakat Kota Langsa khususnya dan masyarakat Aceh pada umumnya.
Hingga sampai malam ini sudah berganti hari dan tanggal transaksi di BSI masih belum bisa dilakukan juga, coba kita bayangkan bagaimana kerugian masyarakat yang dialami dikarenakan kegagalan transaksi yang terjadi ini tentu kita sangat merasa kecewa atas masalah yang terjadi ini.
Ditambahkan Wahyu, BSI merupakan satu-satunya bank nasional yang bisa beroperasi di aceh, Maka dengan itu harapan kita BSI harus melakukan pelayanan yang terbaik terhadap masyarakat.
Menurut penelusurannya, BSI di Aceh khususnya di Kota Langsa bukan hanya kali ini saja melakukan pelayan yang buruk tetapi juga sudah berulang kali terjadi masalah sehingga konsumen BSI banyak yang mengeluh terhadap pelayanan dari BSI.
“Saya selaku ketua SEMMI cabang Langsa sangat menyayangkan terhadap pelayanan BSI yang amburadul seperti ini, hampir di semua sektor masyarakat mengalami kerugian akibat pelayanan yang sangat buruk dilakukan oleh pihak BSI.
Harusnya kehadiran BSI di Aceh dapat membantu dan memberi dampak yang baik terhadap perekonomian dan perbankan di Aceh, ini yang terjadi malah sebalik nya,” ucapnya.
“Kami juga mendesak kepada Menteri BUMN segera melakukan penyegaran di tubuh BSI jika perlu segera copot Dirut BSI dan kita juga meminta pertanggungjawaban atas kerugian masyarakat Aceh akibat pelayanan yang buruk yang dilakukan oleh BSI serta pihak BSI dan Dirut BSI untuk meminta maaf kepada masyarakat Aceh atas kegagalan pelayanan yang buruk,” pungkas Wahyu Ramadana.












