Wartanusa.id – Langsa | Ketua Paguyuban Himpunan Mahasiswa dan Pelajar Gayo Lues (HIMPERAGAS) Kota Langsa, Dedi Syahputra mengapresiasi niat baik pemerintah atau kepala daerah yang mendukung untuk pemekaran Provinsi Aceh Louser Antara (ALA) asalkan jangan sampai di susupi kepentingan politik.
Permintaan dan dukungan itu tentunya untuk kemajuan sebuah daerah, Namun kami menilai bahwa isu pemekaran ini hanya dijadikan pengalihan isu dari permasalahan-permasalahan ekonomi dan korupsi yang ada di daerah ini.
Bahkan terkesan isu tersebut hanya dijadikan sebagai kepentingan pribadi serta panggung politik yang sebentar lagi akan diselenggarakan di Aceh,” ungkapnya kepada wartawan. Jumat, (25/09/2020).
Selain itu perlu dipertimbangkan bilamana pemekaran ini terwujud apakah daerah-daerah ini sudah siap untuk itu. Dimana saat ini kita ketahui masih kekurangan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk menjadi sebuah Provinsi yang baru.
Oleh karenanya kami menilai suatu kemajuan itu tidak cukup mengandalkan Sumber Daya Alam (SDA) saja, tentu harus dengan memperbaiki Sumber Daya Manusia (SDM).
“Jika ingin mewujudkan provinsi baru akan tetapi Sumber Daya Manusia (SDM) belum terwujud kita takut terjadi ketidak adilan. Jangan sampai nanti kita harus memakai tenaga asing untuk membangun daerah demi kemajuan Provinsi baru itu,” pungkasnya.
Lebih lanjut, Dedi Syahputra meminta pemerintah daerah yang mendeklarasikan pemekaran ini diharapkan keseriusan dan kesiapannya, jangan hanya sebuah penggiringan isu di tengah-tengah masyarakat.
Karena Isu pemekaran provinsi Aceh Louser Antara (ALA) ini bukan lah hal yang baru, isu ini sudah ada sejak tahun 1999 setelah adanya pertemuan komite persiapan pemekaran Provinsi Aceh Louser Antara (KP3ALA) di Brastagi.
Kemudian hasil pertemuan tersebut diadvokasi ke Jakarta terutama dalam periodesasi DPR-RI 1999/2004. Namun advokasi ini berjalan lambat dan bahkan padam sampai saat ini .
Bahkan Isu ini kembali dimunculkan pada akhir jabatan DPR-RI pada tahun 2008 dan sedihnya isu ini masih up and down yang timbul dalam wacana publik sesuai dengan kepentingan irama politik pada masa itu. Pada saat itu isu ini sudah menembus gedung DPR-RI Senayan, sayangnya isu ini kandas di tengah jalan.
Seharusnya untuk lebih elok tema pemekaran itu munculnya murni dari keinginan rakyat bukan muncul dari kepentingan pejabat. Janganlah ini dijadikan ajang untuk kepentingan politik,” tukas Dedi.
Sebagai penutup, saya menegaskan kalau berniat serius untuk provinsi baru ini maka kepala-kepala daerah berkomitmen lah, jangan hanya sekedar narasi pengalihan isu saja yang dapat menciderai hati masyarakat.
Kalau hanya sekedar bicara maka kami siap melemparkan mosi tidak percaya kepada Kepala Daerah yang mendeklarasikan Aceh Louser Antara,” imbuh Mahasiswa Unsam Langsa ini.












