Menu

Mode Gelap
Seorang Kakek di Langsa Lecehkan Sembilan Bocah Pekan Ini, Pagelaran Budaya Aceh Terpusat di Kota Langsa Proyek Jalan Alue Gadeng-Alue Punti di Kecamatan Birem Bayeun Mangkrak PPA Langsa Sosialisasi Penanganan KDRT Terdampar di Aceh, 230 Etnis Rohingya Butuh Tempat Penampungan

Headlines · 11 Agu 2017 10:21 WIB ·

3 Kasus yang Membuktikan Bahwa Pertikaian Anak SD Nggak Kalah Mengerikan Dari Orang Dewasa


 3 Kasus yang Membuktikan Bahwa Pertikaian Anak SD Nggak Kalah Mengerikan Dari Orang Dewasa Perbesar

Seringkali para orangtua menganggap pertengkaran anak kecil adalah hal wajar dan bisa membaik dengan sendirinya. Tapi dewasa ini sudah banyak kejadian yang membuktikan anggapan wajar tersebut sebetulnya keliru. Orangtua tetap berperan penting dalam pergaulan anak-anaknya. Karena jika terus-terusan menganggap remeh pertengkaran kecil para anak bisa buruk akibat yang didapatnya.

Bukti kejadian buruk yang terjadi dari dulu hingga akhir-akhir ini tak lain dan tak bukan adalah tindak bully. Bukan hanya di kalangan pelajar atas namun terjadi pula di sekolah yang tingkatannya lebih rendah. Kurangnya bimbingan orangtua maupun guru membuat pribadi anak terbentuk menjadi sosok yang superior bahkan kasar. Perasaan tentang dirinya paling benar, paling berkuasa, dan layak dituruti, menjadikan anak-anak kecil gelap mata hingga berakhir melukai teman sendiri ketika dibuat sakit hati. Seperti 4 bukti kejadian bully di lingkungan SD ini, yang harus mengubah pandangan orang dewasa tentang seriusnya akibat dari pertengkaran anak-anak.

Tewasnya Seorang Pelajar SD di Sukabumi Setelah Bertikai dengan Teman

Bukti pertama betapa seriusnya pertikaian anak SD adalah berita tewasnya Saepul Rohman yang baru-baru ini terjadi tepatnya pada Selasa 8 Agustus kemarin. Saepul yang merupakan pelajar kelas 2 SDN Longkewang, Desa Hegarmanah, Kecamatan Cicantayan ini diduga berkelahi dengan temannya Deri di halaman sekolah. Awal kematian Saepul diketahui oleh Wali Kelas 2, Ruhiyat, yang berpapasan dengan Deri yang menangis dan mengaku telah berkelahi dengan Saepul hingga Saepul tak sadarkan diri. Ruhiyat dan beberapa guru lain mencoba menolong Saepul lalu membawanya ke Puskesmas Cicantayan. Namun ketika diperiksa ternyata Saepul telah meninggal dunia. Jenazah diautopsi di RSUD Sekarwangi, Kecamatan Cibadak.

Foto jenazah Saepul yang masih berseragam terbaring beralas tikar sungguh menyayat hati. Seorang netizen Ambbu Abbi angkat bicara di akun Facebook-nya. Ia berkisah bahwa Saepul tak hanya dipukuli namun telinganya disumbat dengan keripik dan disiram dengan minuman ringan. Sontak komentar para netizen lain mampir memberi kecaman keras atas kejadian perundungan tersebut. Kini kasus Saepul tengah ditangani Polsek Cibadak. Pelaku bully yang memang diketahui sering berbuat kasar pada korban akan diproses secara hukum untuk dibina.

Siswa SDN Kebayoran Lama Tewas Dipukuli Teman

September tahun 2015 pernah terjadi tindak bully di lingkungan Sekolah Dasar yang juga menewaskan korbannya. Pelaku berinisial R (8) memukul A (8) lantaran sakit hati karena saling mencemooh. R menendang bagian belakang kepala A hingga A mengeluhkan sakit dan tewas. Pemukulan terjadi saat lomba melukis di sekolah tanpa adanya saksi guru yang melihat peristiwa itu.

Kasus Kekerasan Hingga Menewaskan Korban di SD 09 Makassar

Kasus serupa pernah terjadi pada Maret 2014. Renggo Khadafi (11) tewas setelah dianiaya kakak kelasnya SY (12). Hanya karena Renggo tidak sengaja menyenggol SY yang sedang asik minum es di tangga sekolah. Renggo telah mengakui kesalahan, meminta maaf, bahkan mengganti es SY dengan uang RP 1.000. Namun SY yang tidak bisa mengendalikan amarh memanggil kedua temannya untuk menghajar Renggo. SY dan salah satu temannya menendang dan memukul kepala Renggo hingga bibirnya pecah. Setelah Renggo terjungkal, SY kembali memukuli kepala Renggo, menendang perutnya berkali-kali, lalu menyodok-nyodok tubuhnya dengan tongkat pel. Renggo yang mengeluh kesakitan ke ibunya pun langsung dibawa ke dokter. Begitu keadaan Renggo membaik ia sempat meminta ibunya untuk memenjarakan SY dan mamanya. Namun keesokan harinya Renggo muntah darah. Dalam perjalanan tersebut Renggo berpesan pada ibunya untuk memaafkan SY kemudian menghembuskan napas terakhir.

Pembentukan kepribadian seorang anak adalah tanggung jawab utama orangtua. Sudah banyak pesan untuk menghindarkan anak dari game online maupun tontonan tak semestinya yang berisi konten kekerasan. Perhatian yang cukup dan komunikasi yang lancar dapat membantu membimbing anak untuk mampu mengendalikan emosi, peduli terhadap lingkungan dan sesama, serta hal-hal positif lainnya. Sedangkan tindakan bullying di lingkungan sekolah harus mendapat perhatian lebih dari pihak pengajar supaya tidak ada lagi kejadian buruk tersebut selanjutnya.

Artikel ini telah dibaca 90 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Dua Pencuri Sepmor asal Sumut Diringkus Polisi di Langsa

17 April 2024 - 12:24 WIB

Blok PJKA Langsa Membara, 43 Jiwa Mengungsi

7 April 2024 - 16:37 WIB

Water Cannon Brimob Padamkan Kebakaran Blok PJKA Langsa

7 April 2024 - 06:39 WIB

Blok PJKA Langsa Membara, Belasan Rumah Terbakar

7 April 2024 - 03:55 WIB

Aktivis Apresiasi Pengungkapan Prostitusi Online di Kota Langsa

6 April 2024 - 23:12 WIB

Aktivis perempuan dan anak, Nazarruddin.

Gerebek Lokasi Prostitusi, WH Langsa Ciduk Tiga Wanita Satu Pria

5 April 2024 - 23:34 WIB

Trending di Aceh