Menu

Mode Gelap
Seorang Kakek di Langsa Lecehkan Sembilan Bocah Pekan Ini, Pagelaran Budaya Aceh Terpusat di Kota Langsa Proyek Jalan Alue Gadeng-Alue Punti di Kecamatan Birem Bayeun Mangkrak PPA Langsa Sosialisasi Penanganan KDRT Terdampar di Aceh, 230 Etnis Rohingya Butuh Tempat Penampungan

Nasional · 31 Des 2016 09:16 WIB ·

Begini Cara Bupati Dedi Promosikan Peyeum Asli Purwakarta


 Begini Cara Bupati Dedi Promosikan Peyeum Asli Purwakarta Perbesar

om peyeum om purwakarta

Photo: Jakarta Post

Wartanusa.id – Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi punya cara sendiri dalam mempromosikan makanan khas Purwakarta yakni peyeum atau tape dengan memanfaatkan popularitas ‘Om Telolet Om’ yang kini sedang viral tidak hanya di Indonesia bahkan sempat mendunia.

Tape, atau masyarakat Jawa Barat sering menyebutnya dengan istilah “peuyeum”, adalah hidangan fermentasi yang berasal dari daerah Bendul, Purwakarta, Jawa Barat. Tape atau peyeum biasanya terbuat dari singkong dan memiliki rasa yang manis dan juga asam.

Senin (26/12) lalu, Dedi bersama penjual tape di Purwakarta menyambut bus yang lewat di sepanjang jalan Purwakarta-Padalarang bentangan dengan spanduk yang bertuliskan “Om Peuyeum Om” dan “Om Peuyeum Bendul Om”, seperti bagaimana anak-anak yang berada di dalam video yang beredar di media sosial menyambut supir bus dan truk dengan yel-yel “Om Telolet Om”.

peyeum asli purwakarta

Arus lalu lintas di sepanjang jalan Purwakarta-Padalarang ini telah meningkat akhir-akhir ini mengingat musim liburan akhir tahun dan pengalihan arus dari Jembatan Cisomang. Akibatnya, lalu lintas harus dialihkan jauh dari tempat itu, yang berarti bahwa bus dan kendaraan akan melalui daerah itu harus mengambil rute lain salah satunya rute Purwakarta-Padalarang ini.

“Ya, kami membantu untuk mempromosikan peuyeum. Lalu Lintas disini menjadi ramai karena pengguna jalan harus menggunakan rute lama ini,” ujar Dedi.

Salah satu penjual tape, Hadi 35 tahun, merasa bahwa pengalihan lalu lintas ini adalah berkah. Biasanya ia hanya bisa menjual 70 sampai 80 kilogram tape setiap hari. Tapi sekarang, berkat peningkatan lalu lintas, ia bisa menjual lebih dari 100 kilogram per hari.

“Sejak Jembatan Cisomang tidak bisa dilewati, banyak orang dari tempat-tempat jauh seperti Jambi dan Lampung  mampir untuk membeli tape saya. Alahamdulillah, pendapatan saya meningkat. Saya bahkan bisa menjual 100 kilogram per hari sekarang,” kata Hadi.

Kepala Desa Sukatani Asep Sumarna juga ada selama promosi ‘Om Peyeum Om’ pada  26 Desember lalu. Dia mengatakan bahwa ada 171 penjual tape di Sukatani yang membuat tape dan di jual sepanjang jalan Purwakarta-Padalarang.

Dalam rangka untuk lebih meningkatkan penjualan tape, desa Sukatani saat ini berencana untuk meningkatkan infrastruktur lokal untuk membantu produsen tape asli daerah nya.

“Cara kita dalam mengembangkan produksi tape masih tradisional, tetapi perubahan ini akan baik untuk meningkatkan pariwisata dan meningkatkan pendapatan. Di masa depan, sesuai petunjuk dari bupati, kami akan mengubah metode produksi tape kami, termasuk mengubah bangunan toko yang menjual tape, “kata Asep.

(as)

Artikel ini telah dibaca 61 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Dua Pria Warga Langsa Dibacok, Pelaku Diamankan Polisi

26 April 2024 - 03:15 WIB

Di TKP tampak darah korban pembacokan.

FEBI IAIN Langsa bersama BPDPKS RI Latih Masyarakat Budidaya Jamur

23 April 2024 - 13:02 WIB

KIP Langsa Buka Pendaftaran PPK Pilkada, Cek Syaratnya!

22 April 2024 - 22:11 WIB

Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat dan SDM KIP Kota Langsa, Fauzan Rizal, S.Pd.I.

KIP Langsa Tetapkan 5.475 KTP Syarat Maju Jalur Perseorangan Pilkada 2024

22 April 2024 - 18:44 WIB

Ketua KIP Kota Langsa Ridwan, ST.

Perkosa Anak Kandung, Seorang Ayah di Aceh Tamiang Ditangkap Polisi

21 April 2024 - 21:08 WIB

Angkut Sulfur ke Pekan Baru, PT Pema Aktifkan Geliat Bisnis di Pelabuhan Kuala Langsa

20 April 2024 - 13:57 WIB

Potong pita menandai dimulainya trading sulfur di pelabuhan Kuala Langsa.
Trending di Aceh