Photo: Jakarta Post
Wartanusa.id – Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi punya cara sendiri dalam mempromosikan makanan khas Purwakarta yakni peyeum atau tape dengan memanfaatkan popularitas ‘Om Telolet Om’ yang kini sedang viral tidak hanya di Indonesia bahkan sempat mendunia.
Tape, atau masyarakat Jawa Barat sering menyebutnya dengan istilah “peuyeum”, adalah hidangan fermentasi yang berasal dari daerah Bendul, Purwakarta, Jawa Barat. Tape atau peyeum biasanya terbuat dari singkong dan memiliki rasa yang manis dan juga asam.
Senin (26/12) lalu, Dedi bersama penjual tape di Purwakarta menyambut bus yang lewat di sepanjang jalan Purwakarta-Padalarang bentangan dengan spanduk yang bertuliskan “Om Peuyeum Om” dan “Om Peuyeum Bendul Om”, seperti bagaimana anak-anak yang berada di dalam video yang beredar di media sosial menyambut supir bus dan truk dengan yel-yel “Om Telolet Om”.
Arus lalu lintas di sepanjang jalan Purwakarta-Padalarang ini telah meningkat akhir-akhir ini mengingat musim liburan akhir tahun dan pengalihan arus dari Jembatan Cisomang. Akibatnya, lalu lintas harus dialihkan jauh dari tempat itu, yang berarti bahwa bus dan kendaraan akan melalui daerah itu harus mengambil rute lain salah satunya rute Purwakarta-Padalarang ini.
“Ya, kami membantu untuk mempromosikan peuyeum. Lalu Lintas disini menjadi ramai karena pengguna jalan harus menggunakan rute lama ini,” ujar Dedi.
Salah satu penjual tape, Hadi 35 tahun, merasa bahwa pengalihan lalu lintas ini adalah berkah. Biasanya ia hanya bisa menjual 70 sampai 80 kilogram tape setiap hari. Tapi sekarang, berkat peningkatan lalu lintas, ia bisa menjual lebih dari 100 kilogram per hari.
“Sejak Jembatan Cisomang tidak bisa dilewati, banyak orang dari tempat-tempat jauh seperti Jambi dan Lampung mampir untuk membeli tape saya. Alahamdulillah, pendapatan saya meningkat. Saya bahkan bisa menjual 100 kilogram per hari sekarang,” kata Hadi.
Kepala Desa Sukatani Asep Sumarna juga ada selama promosi ‘Om Peyeum Om’ pada 26 Desember lalu. Dia mengatakan bahwa ada 171 penjual tape di Sukatani yang membuat tape dan di jual sepanjang jalan Purwakarta-Padalarang.
Dalam rangka untuk lebih meningkatkan penjualan tape, desa Sukatani saat ini berencana untuk meningkatkan infrastruktur lokal untuk membantu produsen tape asli daerah nya.
“Cara kita dalam mengembangkan produksi tape masih tradisional, tetapi perubahan ini akan baik untuk meningkatkan pariwisata dan meningkatkan pendapatan. Di masa depan, sesuai petunjuk dari bupati, kami akan mengubah metode produksi tape kami, termasuk mengubah bangunan toko yang menjual tape, “kata Asep.
(as)