Wartanusa.com – Baru – baru ini memang sedang ada teka – teki seputar yang akan menjadi calon gubernur dan wakil gubernur yang akan diusung oleh PDIP pada Pilgub DKI Jakarta. Dan untungnya teka – teki tersebut akhirnya terpecahkan sudah. Bahkan, sesudah melewati sebuah proses yang cukup panjang sekali, partai dari besutan dari Megawati Soekarnoputri tersebut telah resmi utnuk memutuskan untuk mendukung Ahok atau Basuki Thahaja Purnama untuk memperebutkan kursi DKI 1 kembali.
Selain itu, pihak dari PDIP pun juga telah memutuskan bahwa Djarot Saiful Hidayat yang menjadi seorang Cawagub tersebut akan hadir untuk mendampingi Basuki Thahaja Purnama atau Ahok dalam pemilihan Gubernur dan wakilnya di DKI Jakarta. Setelah memberikan dukungannya terhadap Ahok, selanjutnya konstelasi untuk internal PDIP pun pada akhirnya berubah kembali tidak seperti yang sudah – sudah. Ada yang pro dan ada pula yang kontra terhadap Ahok.
Hasto Kristiyanto, sebagai Sekjen dari PDIP pun menjelaskan bahwa pada dasarnya, PDIP mempunyai sejumlah 4 pertimbangan kenapa mereka memutuskan untuk memilih pasangan yaitu Ahok dan juga Djarot. Dimana untuk pertimbangan yang pertama adalah, Ahok dan juga Djarot merupakan salah satu petahana yang tugasnya adalah untuk melanjutkan tugas pasangan dari Jokowi dan Ahok yang awalnya telah diusung pula oleh PDIP dalam Pilkada di tahun 2012 yang lalu.
Ideologi PDIP, yaitu Pancasila pada 1 Juni dan juga Trisakti pada dasarnya sangat menjunjung tinggi adanya nilai – nilai kebangsaan. Maka dari itulah, ini merupakan sebuah hal yang terakhir untuk PDIP untuk berkomitmen dalam menjunjung nilai – nilai dari pluralism itu. Namun, keduanya sama – sama lebih konsisten dalam melanjutkan program dari kebijakan bapak Jokowi dan Ahok di masa lalu.
Yang menjadi pertimbangan selanjutnya adalah, pasangan antara Ahok dan Djarot menurut pandangan dari PDIP ini sama – sama memiliki komitmen yang teguh untuk melakukan ideology PDIP dan sama – sama mampu dalam bersinergi terhadap pemerintah pusat dan mempraktekan apa yang menjadi misi dan visinya. Yang pasti, keduanya dinilai sama – sama mampu melanjutkan visi dan misi dari Jakarta baru seperti yang telah dibawa oleh pasangan Jokowi dan Ahok dalam Pilkada 2012 yang lalu.